TEMPO.CO, Bor – Ketegangan antarsuku di Sudan Selatan memaksa Amerika Serikat mengevakuasi warga negaranya dari Kota Bor, ibu kota negara bagian Jonglei. Evakuasi ini dimulai sejak Minggu, 22 Desember 2013, karena situasi semakin tegang dan kota sudah dikuasai pemberontak.
Dikutip Xinhua, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, menuturkan warga AS dan warga dari negara-negara mitra AS dipindahkan dari Bor menuju Juba, ibu kota negara Sudan Selatan.
Dalam evakuasi ini, kata Psaki, sekitar 380 pejabat dan warga negara AS serta 300 warga negara-negara mitra AS diangkut ke tempat-tempat aman, seperti Juba dan Nairobi, Kenya. Untuk mengangkut mereka, dikerahkan empat pesawat carteran dan lima pesawat militer.
Sebelumnya, Washington dipaksa menyerah saat melakukan upaya evakuasi pada Sabtu, 21 Desember 2013. Pesawat militer AS yang diterjunkan untuk melakukan penyelamatan ditembaki dan membuat empat tentaranya terluka.
Pertempuran pertama kali pecah di Juba pada 15 Desember lalu antara pasukan yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan mantan wakilnya, Riek Machar, yang dicopot dari jabatannya pada bulan Juli. Konflik bersenjata kemudian tumpah ke negara bagian lain, termasuk Bor.
Obama kemudian mengerahkan 45 tentara AS ke Sudan Selatan pada Rabu untuk melindungi warga negara dan properti Amerika.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Terpopuler:
Diduga Langgar Tarif, Ini Kata Garuda Indonesia
Australia Bangun Smelter di NTT
2017, Bosowa Akan Kuasai 20 Persen Pasar Semen
Bosowa Dirikan Terminal LPG Senilai Rp 858,5 Miliar
2014, Kebutuhan Semen Akan Naik 10 Persen