TEMPO.CO, Pamekasan - Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Achmat Syafi'i mengancam akan menggugat manajemen PT Persepam Madura United bila kata "Persepam" dihapus dari nama klub peserta Liga Super Indonesia tersebut. Bupati geram setelah dalam beberapa tayangan pertandingan live di televisi, nama Persepam dihilangkan sehingga hanya menyiskan Madura United.
"Kalau benar nama itu sengaja dihilangkan, akan kami gugat. Saya orang pertama paling sakit hati," kata Syafi'i, Senin, 30 Desember 2013 di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pamekasan.
Menurut mantan anggota DPR ini, Persepam Madura United (PMU) bukanlah klub sepak bola yang turun begitu saja dari langit. Syafi'i ingat betul pada 2002 saat dirinya menjabat Ketua PSSI Pamekasan, betapa kondisi klub tersebut hancur lebur.
Lalu, kata dia, bersama pengurus lainnya, Syafi'i bertekad menghidupkan Persepam dengan menggelar kompetisi lokal untuk mencari bibit-bibit pemain. "Akhirnya Persepam masuk Divisi III, II, I, Divisi utama hingga lolos ke Liga Super," kata dia.
Karena itu, Syafi'i meminta agar tidak ada pemisahan antara Persepam dan Madura United. Sebab, cikal bakal Madura United adalah Persepam atau Persatuan Sepak Bola Pamekasan. "Jangan hilangkan sejarah sepak bola Pamekasan," kata Syafi'i dengan nada tinggi.
Syafi'i menambahkan, ketika Persepam lolos ke Liga Super,pengurus sepakat bahwa namanya ditambahi Madura United dengan tujuan agar lebih menjual dan mudah dikenali masyarakat Madura. "Jangan ada dikotomi, PMU itu ya Persepam," katanya.
Menurut pantauan Tempo, selain dalam siaran televisi, nama Persepam juga tidak dicantumkan dalam baliho-baliho besar yang dipajang manajer klub, Achsanul Qosasi, di berbagai ruas jalan di Madura. Achsanul adalah legislator Partai Demokrat yang akan maju lagi menjadi calon anggota DPR.
MUSTHOFA BISRI