TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Tim Pengelola Sementara Kebun Binatang Surabaya, Tony Sumampow, menduga ada unsur kesengajaan dalam kematian satwa KBS pada dua hari terakhir. "Pengalaman sejak 2002, selalu memanfaatkan kematian satwa untuk menjatuhkan pengurus. Dan selama di KBS, saya melihat itu terjadi," kata Tony, kala dihubungi Tempo, Rabu, 8 Januari 2014.
Menurut Tony, ada kejanggalan dalam kematian gnu maupun singa jantan yang terjadi selama dua hari berturut-turut. Tony mengatakan gnu asal Afrika itu didatangkan dari Taman Safari pada 2013 lalu dalam keadaan sehat dan masih muda. Jika kemudian dia ditemukan mati mendadak, berarti ada sesuatu yang membuatnya mati. Tony juga menyayangkan pemeriksaan otopsi yang tidak tuntas. Seharusnya, dari otopsi itu bisa diketahui pasti penyebab sakit kembung yang dialami gnu tersebut.
Sedangkan kematian singa jantan bernama Michael juga dianggap janggal. Ia merasa ada kesalahan teknis. Posisi leher singa yang terlilit kawat seling itu dinilai Tony sangat tidak wajar. Pasalnya, kawat seling itu selalu tergantung dalam keadaan ketat dan tidak kendor karena fungsinya untuk menarik pintu kandang. Artinya, dia akan sulit teraih oleh singa. Apalagi jika posisi singa ternyata berdiri ketika terlilit. "Kalau dia berdiri, bagaimana kawat itu masih melilit dia? Kalau singa berdiri, tingginya bisa 2,5 meter, kandangnya enggak sampai setinggi itu," kata Tony yang mengaku sempat melihat foto kondisi singa itu ketika mati terlilit.
Kalaupun kawat seling itu kendur, berarti ada yang mengulurkannya agar kendur karena harusnya kawat seling tidak boleh kendur. Namun, dengan kondisinya yang kendur, akan sulit untuk melilit leher singa. Harus ada yang melilitkan dan mengencangkan ke leher singa hingga mati. "Berarti harus ada pihak lain dari luar kandang untuk menarik (seling). Siapa yang menarik? Kalau teruntai harusnya enggak sampai melilit leher, paling melilit kaki," katanya.
Tony mengaku heran dengan kematian dua satwa tersebut. Berkaca dari pengalamannya selama di KBS, Tony mengatakan masih banyak oknum karyawan yang bisa melakukan hal-hal yang membuat seseorang itu dianggap salah manajemen. Oknum itu menyebabkan satwa mati untuk menjatuhkan pengurus yang tidak disukainya. "Pengalaman selama ini, memang ada pihak yang ingin menjatuhkan pengurus. Mereka ekspos supaya dianggap serius menangani, tapi ternyata itu karena mereka sendiri," ujarnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler
Satu Lagi, Penampilan Saltum Agnes Monica
Abraham Samad Marah Anas Mangkir Diperiksa KPK
Uang Suap Rudi Mengalir ke Sutan Bhatoegana
Anas Sudah di Area Gedung KPK, Kenapa Tak Masuk?
Soal Pacar Cut Tari, Farhat Abbas Yakin Benar