TEMPO.CO, Bogor - Perubahan harga elpiji untuk tabung 12 kilogram sebanyak dua kali membuat sejumlah agen penjual elpiji merugi. Salah satunya Agusyanto Hermawan, 47 tahun, pemilik UD Dini Mandiri, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, yang merugi sekitar Rp 10 juta.
"Kemarin beli mahal, Selasa kami harus mengikuti harga perubahan. Kerugian di atas Rp 10 juta," kata pria yang sudah berbisnis gas selama tujuh tahun itu kepada wartawan, Rabu, 8 Januari 2014.
Seperti diketahui, Pertamina per 1 Januari 2014 menaikkan harga elpiji 12 kilogram dari sekitar Rp 78 ribu menjadi Rp 130 ribu. Namun, Selasa lalu, Pertamina melakukan revisi harga jual menjadi berkisar Rp 89-120 ribu.
Lantaran harga melambung tinggi selama enam hari, Agusyanto hanya bisa menjual di bawah 100 tabung pada periode tersebut. Padahal, setiap hari dia mendapat pasokan sebanyak 200-250 gas 12 kilogram dari agen terdekat.
Oleh karena itu, dia enggan memikirkan untung yang bakal didapat selama harga elpiji Pertamina tersebut tercatat naik Rp 1.000 per kilogram. "Kenaikan tinggi membuat pendapatan kita turun. Bulan ini enggak hitung untung, ya, buat amal saja," tuturnya. Padahal, ia mengaku biasanya bisa mendapatkan laba Rp 500 ribu per bulan.
Setelah naiknya harga gas 12 kilogram, Agusyanto menyatakan, warga beralih ke gas 3 kilogram. Untuk sehari, dia mendapatkan pasokan dari agen sebanyak 560 tabung gas 3 kilogram. "Yang jelas, 560 tabung habis dalam sekejap. Belum masuk gudang sudah habis," ujarnya.
SINGGIH SOARES
Terpopuler
Satu Lagi, Penampilan Saltum Agnes Monica
Ini Bisnis Istri Polisi yang Kehilangan Berlian
Saksi: Teroris Dayat Ditembak dari Jarak 1 Meter
Detik-detik Penggerebekan di Ciputat Versi Warga