TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai CEO, Thorsten Heins dinilai gagal dalam membuat BlackBerry 10 agar bisa bersaing di pasaran. Melihat kegagalan itu, Heins memutuskan untuk hengkang pada 4 November 2013 lalu. Perusahaan Blackberry segera menggantinya dengan John Chen. Mantan pemimpin perusahaan Sybase itu kini dianggap sebagai 'dewa penolong' bagi perusahaan.
Situs Phone Arena menuliskan, perusahaan menyatakan bahwa Chen setuju akan terus bersama BlackBerry sampai perusahaan ini mendapatkan pijakan yang stabil dan kuat. Terbukti dengan keputusan Chen untuk menjalin kerja sama dengan Foxconn selama lima tahun. Langkah ini bertujuan agar pembuatan handset lebih baik. Bahkan, Chen juga memecat beberapa eksekutif yang berusaha mengambil bisnis BlackBerry selama bertahun-tahun.
"Setelah membicarakan masalah keuntungan dengan media dan analis dari C.E.S, Chen mengatakan bahwa ia akan menjadi CEO BlackBerry sampai perusahaan ini mampu berada pada pijakan keuangan yang solid. Chen kini adalah 'api kehidupan' bagi perusahaan," kata juru bicara BlackBerry, Adam Emery.
Sejumlah analis juga sepakat, kehadiran Chen akan kembali membawa perusahaan asal Kanada kembali bermain dalam persaingan ponsel pintar. Chen sekarang bekerja dengan BlackBerry dengan penghasilan sebanyak US$ 2 juta atau sekitar Rp 24 miliar per tahun. Selain itu, ia juga meneriman 13 juta saham terbatas BlackBerry yang saat ini senilai US$ 113 juta atau sekitar Rp 13 triliun.
RINDU P HESTYA | PHONE ARENA
Berita Lain:
Benarkah Asteroid Apophis Akan Menabrak Bumi?
Kayu Jadi Tempat Hidup Makhluk Aneh di Laut
Sel Sabit Mampu Membunuh Kanker
Robot Bayi Ini Pintar Berempati
Rekayasa Gen Bikin Tanaman Tembakau Raksasa