TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia menyatakan siap membantu pengusaha mengefisiensikan biaya logistik dalam kegiatan produksi. Saat ini, biaya logistik menjadi salah satu komponen biaya produksi yang cukup besar karena masalah infrastruktur di Indonesia yang belum memadai. (Baca: Proyek Infrastruktur Butuh Rp 7.200 Triliun)
Direktur Logistik dan Aset Produksi KAI, Joko Margono, mengatakan pada tahun ini perseroan bakal menambah 50 lokomotif baru dan 1.800 gerbong baru. "Artinya, penumpang dan barang yang diangkut jauh lebih besar," kata Joko dalam "Indonesia Investor Forum 3", Selasa, 21 Januari 2014.
Dengan penambahan kapasitas pengangkutan tersebut, KAI memastikan biaya logistik bisa ditekan. Joko mengatakan, dengan memindahkan beban logistik dari truk ke kereta api akan menghemat sejumlah biaya bahan bakar minyak.
Dia menghitung, dengan target memindahkan beban dari jalan raya ke kereta api sebesar 25 juta ton, penghematan BBM bisa mencapai 232 juta liter. "Ini tentu sangat membantu berbagai pihak," ujarnya.
Hanya, ia memberi catatan, dengan penambahan kapasitas tersebut, artinya akan semakin banyak frekuensi waktu kereta api lewat. Dari sebelumnya frekuensi masih 7 menit, nanti setiap 3-4 menit kereta bisa melintas.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler:
Ahok: Gimana Enggak Banjir Kalau Tanggul Dibolongi?
7 Ekspresi Sewot Ani SBY di Instagram
Jokowi Rembuk Banjir di Katulampa, Ini Hasilnya
Seberapa Kaya Sutan Bhatoegana?
Geram Ahok Soal Molornya APBD DKI