TEMPO.CO, Tangerang - Sekolah Dasar Negeri Total Persada, Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, terpaksa menggilir jam belajar murid. Sebab, sekolah itu dijadikan tempat pengungsian bagi warga Perumahan Total Persada yang kebanjiran. Akhirnya, sekolah memberikan kebijakan untuk murid kelas 1,2,3 dan 4 hanya belajar satu jam. Sementara siswa kelas 5 dan 6 mendapatkan dua jam belajar di kelas.
"Kelasnya bergantian karena ruangan digunakan untuk mengungsi," kata Elih, Kepala SDN Total Persada, Selasa, 21 Januari 2014. "Kami juga membebaskan siswa untuk tidak berseragam sementara ini."
Lokasi SDN Total Persada yang aman dari luapan air bah rupanya sudah menjadi langganan pengungsi banjir lima tahunan. Pada banjir kali ini, pengungsi mulai menempati ruang kelas sejak Ahad, 19 Januari 2014. Air bah setinggi satu hingga dua meter membuat penduduk Perumahan Total Persada mengungsi lebih awal.
"Air sudah mendekati atap rumah, maka kami sekeluarga memilih mengungsi di sini," ujar seorang pengungsi, Kirmiati.
Data dari Pemerintah Kota Tangerang menyebutkan, di Kecamatan Periuk ada 1.334 kepala keluarga yang mengungsi. Mereka berasal dari RT 4, 7, dan 8. Sedangkan di Perumahan Garden City, ada 55 kepala keluarga di RW 22 yang mengungsi dan di Perum Purati berjumlah 20 KK.
Ribuan warga yang menjadi korban banjir tersebut mengungsi ke sejumlah tempat. Selain di SDN Total Persada, pengungsi juga menyesaki Masjid Al-Muhajirin dan Posko Pengungsi Bersama Koramil 18/Jatiuwung.
AYU CIPTA
Terpopuler:
Ahok: Gimana Enggak Banjir Kalau Tanggul Dibolongi?
Jokowi Rembuk Banjir di Katulampa, Ini Hasilnya
Alasan Jokowi Mau Pasang Badan untuk Pusat
Jakarta Banjir, Ruhut Tuntut Jokowi Minta Maaf
Jokowi: Jakarta Bangun Waduk Ciawi dan Sukamahi