TEMPO.CO, Bekasi - Pasokan air baku ke Jakarta berkurang 6 meter kubik per detik akibat bendung Kali Bekasi dibuka. Pasokan saat ini hanya mengandalkan dari Sifon Tarum Barat yang melintasi bawah Kali Bekasi.
"Normalnya 17 meter kubik per detik. Sifon hanya mampu menyuplai 11 meter per detik," kata petugas jaga Bendung Kali Bekasi, Wildan, saat ditemui Tempo, Selasa, 21 Januari 2014. Pasokan berkurang karena elevasi kali antara Kali Malang atau Tarum Barat lebih tinggi dibanding Kali Bekasi berbeda.
Ia mengatakan, kebutuhan air baku ke Jakarta digunakan untuk dua penyedia air baku yang berada di tiga titik, di antaranya di Buara, Pulogadung, dan Pejompongan. "Dua untuk Aetra dan satu untuk Palija di Pejompongan," katanya.
Karena itu, pasokan air ke Jakarta hanya melalui Sifon. Menurut dia, kalau pintu air Kali Malang yang ada Kali Bekasi dibuka, air dari Sifon malah kembali ke Kali Bekasi. "Nanti malah tidak ada pasokan air," ujarnya. (Baca: Bekasi Usul Proyek Sodetan ke BKT)
Selain itu, akibat pintu air di bendung Kali Bekasi dibuka, aliran irigasi yang melintas di Jalan Kemakmuran ke wilayah Bekasi Utara dan Babelan kering. Bahkan, untuk kebutuhan bahan baku air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot milik Pemerintah Kota Bekasi juga tak ada pasokan.
Debit air di Kali Bekasi tinggi sejak pukul 14.00 WIB. Petugas operasional dari PJT II di Bendung Kali Bekasi menetapkan status awas. Sebab, debit limpasan air mencapai 449 meter kubik per detik dengan tinggi muka air mencapai 18 meter.
Aliran kali Bekasi tersedat mengalir karena ada tanggul bekas proyek pembangunan Sifon berupa sheetpile yang berjarak sekitar 400 meter sebelum bendungan. Sehingga, lebar kali yang mencapai 102 meter hanya menyempit menjadi sekitar 30 meter.
ADI WARSONO
Berita Terpopuler
Ahok: Gimana Enggak Banjir Kalau Tanggul Dibolongi?
Jokowi Rembuk Banjir di Katulampa, Ini Hasilnya
Jakarta Banjir, Ruhut Tuntut Jokowi Minta Maaf
Alasan Jokowi Mau Pasang Badan untuk Pusa