TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Trust Securities Reza Priambada mengatakan hari ini, Rabu, 29 Januari 2014, rupiah berpotensi masih berada di zona merah. Menurut dia, menguatnya nilai tukar (kurs) mata uang Korea Selatan (won) pasca-terjadinya aksi jual, kenaikan data-data makro Korea Selatan, hingga mata uang India ruppe dengan kenaikan suku bunga acuan India (RBI) rate menjadi 8 persen dianggap belum mampu mendorong nilai tukar rupiah menguat hari ini.
“Nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah terapresiasi jelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Laju rupiah jauh berada di bawah support Rp 12.225 serta Rp12.288-Rp12.241 (kurs tengah Bank Indonesia),” kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 29 Januari 2014. (Baca juga: Regional Menguat, Rupiah Justru Melemah)
Reza mengatakan rupiah sempat bergerak menguat di pertengahan sesi perdagangan kemarin. Laju saham Asia yang kembali variatif cenderung terkoreksi. Menurut dia, pelaku pasar mulai menahan diri mengantisipasi pertemuan Komite Pasar Terbuka The Fed dan sedikit menanggapi negatif perlambatan pertumbuhan kinerja emiten-emiten industri Cina.
“Di sisi lain, pelaku pasar juga wait and see terhadap krisis keuangan di Argentina, menyusul terdevaluasinya mata uang peso yang memicu aksi jual besar-besaran hampir mayoritas mata uang negara berkembang,” katanya. (Berita terkait: Rupiah pada Semester Dua Diprediksi Menguat )
Selain itu, aksi jual juga dipicu naiknya suku bunga acuan bank sentral India. “Adanya kenaikan keyakinan bisnis dan konsumen Korea Selatan belum dapat mengimbangi pelemahan yang terjadi,” kata Reza.
Berdasarkan kurs tengah BI, Selasa kemarin rupiah diperdagangkan melemah di level Rp 12.267 per dolar AS dibandingkan dengan perdagangan Senin Rp 12.198 per dolar AS.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Terhangat:
Banjir Jakarta | Cipularang Ambles | Pemilu Serentak | Jokowi Nyapres | Gempa Kebumen
Terpopuler :
Sidang Paripurna Kebijakan Energi Nasional Ricuh
Sogok Pakai Kartu ATM, Modus Digemari di Bea-Cukai
iPhone 5 dan iPad Mini Dongkrak Laba Apple
BI: Uang Berstempel Prabowo Tak Layak Pakai
Dahlan: Bulog Merasa Aneh Ada Beras Vietnam