TEMPO.CO , Jakarta - Maman (49), warga Kampung Pulo tengah mencari cara untuk mendapatkan modal usaha. Bersama, Ali, pengungsi korban banjir lainnya, Maman berdiskusi mencari jalan keluar untuk untuk kembali berdagang jika banjir surut.
"Dagangan saya juga habis, tidak bisa diselamatkan," kata Maman, yang sehari-hari berdagang kelontong bercerita, Senin 3 Februari 2014. Dia harus memutar otak agar bisa kembali berjualan nanti. "Masalahnya karena dagangan rusak, dan saya sudah kehabisan uang, takutnya setelah surut keluarga tidak bisa makan," kata dia.
Mayoritas warga Kampung Pulo, Ali menjelaskan, merupakan pedagang. Ada yang keliling seperti saya, atau jualan di Pasar Meester. Dia mengatakan, saat ini banyak para pedagang yang mengungsi akibat banjir mulai merasa kebingungan untuk memulai usaha mereka lagi. "Mudah-mudahan nanti ada bantuan pinjaman buat kami, entah dari siapa."
Kalau perlu, ujarnya, dia akan meminjam ke bank atau pihak lain. "Yang penting kami bisa dagang lagi."
Selama mengungsi, praktis Ali, Maman dan 700-an pengungsi lain di kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur menggantungkan hidup pada bantuan dari donatur. "Alhamdulillah untuk makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lain cukup," kata Maman.
Tapi mereka tahu tidak selamanya bantuan akan datang. "Mulai pekan lalu sudah terasa bantuan yang datang agak berkurang," ujarnya. Biasanya mie instan atau bahan makanan lain tersedia cukup banyak, namun sekarang mereka harus mengirit karena stok mulai menipis. "Tidak terbayang setelah ini kami harus bagaimana," ujarnya.
PRAGA UTAMA
Terpopuler
Jokowi Datangi Kampung Deret, Seorang Ibu Mengeluh
Tim Pemburu Koruptor Kejar Eddy Tansil
SBY Minta Pertimbangan DPR Soal Pecat Azlaini Agus
Eksekutor Feby Lorita Tertangkap di Siantar
Bhatoegana, Ngeri-ngeri Suap dan Kawat Gigi
Jokowi dan Risma Diadu oleh PDIP
Inilah Jadwal Tur Nusantara Timnas U-19
'Semeton Jokowi' Dideklarasikan di Tabanan
Rhoma Tinggalkan RS, Terbang ke Tegal