TEMPO.CO , Kediri: Pemerintah Kabupaten Kediri berharap letusan Gunung Kelud tidak merusak infrastruktur pariwisata. Hal ini karena pemerintah telah mengucurkan anggaran ratusan miliar untuk membiayai infrastruktur pariwisata di tempat itu.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Kediri Edy Purwanto mengatakan letusan Gunung Kelud ini tak bisa diprediksi. “Tak ada yang bisa menebak bagaimana letusannya nanti,” kata Edy kepada Tempo, Rabu 5 Februari 2014. (Baca juga: Heboh Foto Kelud Meleleh, Warga Siap Mengungsi)
Edy berharap letusan kali ini tak akan merusak infrastruktur pariwisata yang telah dibangun pemerintah di kawasan puncak Kelud. Pemerintah daerah setempat telah mengucurkan anggaran lebih dari Rp 100 miliar untuk membangun tempat itu.
Infrastruktur tersebut di antaranya pembangunan jalan beraspal mulai pintu masuk di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar hingga puncak Kelud yang berjarak sembilan kilometer, tempat parkir, lapak makanan, musala, gedung pertemuan, hingga pemandian air hangat yang seluruhnya berada di puncak.
Tak hanya itu, di pintu masuk Kelud dalam radius 10 kilometer dari puncak juga dibangun gedung bioskop dan pasar wisata yang disediakan untuk pengunjung. Seluruh infrastruktur itu dibangun secara bertahap mulai sebelum letusan gunung Kelud pada 2007 silam.
Mengacu pada pengalaman erupsi itu pula, Edy meyakini tak ada kerusakan berarti pada letusan mendatang. Sebab loncatan material panas akan melenting melintasi kawasan bangunan yang berjarak di bawah 2 kilometer dari puncak. “Jadi berdoa saja semoga materialnya jatuh ke perkebunan,” kata Edy.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri Iskak Maulana mengkritik sikap pemerintah yang terlalu memikirkan aset pariwisata. “Seharusnya dipikirkan bagaimana menyusun skenario penyelamatan warga, jangan memburu kue pariwisatanya,” kata Iskak.
HARI TRI WASONO
Berita lain:
Ketika Bimbim Slank Temui Ahok Idolanya
Kakek 91 Tahun Jadi Wisudawan di Unpad
Ahok Kaget Usul 200 Truk Sampah Tak Masuk DPRD
Gita Wirjawan Nyapres, Australia Terancam?
Gita Wirjawan: Beras Vietnam Dipolitisasi