TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Tabungan Negara Tbk, Maryono, mengatakan perseroannya berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 4 triliun pada tahun ini. "Adapun waktu dan jenisnya kita lihat kondisi pasar dulu," kata Maryono, Kamis, 6 Februari 2014.
Menurut Maryono, dana hasil obligasi akan digunakan untuk pengembangan perseroan. Selain obligasi, BTN akan melakukan sekuritisasi dengan besaran minimal Rp 1,5 triliun. Upaya penerbitan obligasi tersebut, kata Maryono, akan diiringi dengan menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio - CAR) agar tak melewati batas. "Tahun lalu CAR-nya 16 persen, tahun ini akan kita jaga pada level yang sama."
Disinggung mengenai pertumbuhan kredit, Maryono mengatakan menargetkan pertumbuhan kurang lebih 17 persen. "Tahun lalu 23 persen, tahun ini total 17 persen," kata dia. Adapun kredit kepemilikan rumah, BTN menargetkan perumbuhan sebesar 16 persen dari tahun lalu yang mencapai 19 persen.
Menyikapi kebijakan pemerintah dalam pengetatan kredit termasuk rumah, Maryono mengatakan BTN memiliki beberapa strategi. "Untuk KPR non-subsidi, dalam marketingnya kami akan kerja sama dengan beberapa perusahaan korporasi maupun BUMN," katanya.
Adapun untuk sistem Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang merupakan kredit bersubsidi, Maryono yakin masih akan menguasai pangsa pasar lebih dari 90 persen.
FAIZ NASHRILLAH
Berita Lain:
Chatib: Sektor Pertanian Tak Bisa Diandalkan
Pemerintah Lamban Sesuaikan Tarif Tiket Pesawat
Harga Emas Antam Turun Rp 2.000
Merpati Tak Ditutup Hanya Bebani Keuangan Negara