TEMPO.CO , Surabaya: Direktur Utama Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS), Ratna Achjuningrum mengatakan, ada sekitar 84 satwa koleksi KBS yang akan mati dalam waktu dekat. Puluhan satwa tersebut dalam kondisi sakit, cacat, dan tua.
"Ketika PDTS masuk, kondisinya sudah seperti itu. Saat ini sedang dalam perawatan serius," kata Ratna saat dihubungi Tempo, Jumat, 7 Februari 2014.
Ratna meyakini masih banyak lagi satwa dalam kondisi memprihatinkan. Dia mengatakan pihaknya akan melakukan pemeriksaan satwa lebih mendalam. Di antaranya dengan pemeriksaan visual, cek darah, dan pemeriksaan kondisi fisik satwa. Hal tersebut bertujuan untuk memberi penanganan yang cepat dan tepat pada satwa tersebut.
Meski banyak kalangan yang menilai PDTS tidak profesional karena banyak satwa yang mati, Ratna menilai hal itu hanyalah pandangan orang awam saja. Bila dibandingkan dengan kepengurusan sebelumnya, kematian satwa di masa pengelolaan PDTS saat ini menurun drastis.
Dalam olah data satwa sejak bulan Juli-September 2013 lalu, angka kematian satwa hanya berkisar 0.399 persen dari total populasi satwa di KBS. "Ini sudah sangat baik," ujar Ratna.
Menurut Lampiran 1 Peraturan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. P.6/ IV-SET/2011 tanggal 6 Oktober 2011 tentang Pedoman Penilaian Lembaga Konservasi di Nomor Komponen C tentang Kesehatan Satwa, dikatakan bahwa rata-rata mortalitas dalam per tahun dalam kondisi normal, ada tiga kriteria, yaitu 0-10 persen, 11-20 persen, dan di atas 21 persen. "Tapi kami belum melakukan perbandingan dengan lembaga konservasi lainnya," katanya.
Dewi Suci Rahayu
Berita Lainnya:
KPK Minta Pendaftar Haji Tak Perlu Setor Uang
Dosa-dosa Adnan Buyung Menurut Andi Arief
Menko Djoko: Singapura Harusnya Tak Intervensi
Staf SBY Tuding Adnan Buyung Jadi Beban Bangsa