TEMPO.CO, Banyuwangi - Sejumlah nelayan perairan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengeluhkan jumlah ikan yang ditangkap terus anjlok selama cuaca buruk. Akibatnya, mereka mengalami kerugian karena telanjur mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar minyak (BBM).
Salah seorang nelayan di Muncari, Hasan, mengatakan dirinya sudah berhenti melaut sejak Desember 2013 hingga Januari 2014. Dalam sepekan pertama awal Februari 2014, dia terpaksa melaut di perairan Selat Bali meski cuaca belum normal. Sebab, Hasan membutukan biaya untuk kebutuhan rumah tangga. Namun, dari tujuh hari melaut, Hasan baru mendapat satu kali tangkapan, itu pun hanya 1 kuintal. "Biasanya saya bisa dapat 1 ton," kata Hasan, Senin, 10 Februari 2014.
Satu kuintal lemuru yang didapat dijual dengan harga Rp 2.600 per kilogram. Padahal biaya pembelian solar Rp 200 ribu per hari. Penghasilan bersih yang bisa dibawa pulang oleh Hasan hanya Rp 60 ribu. Jumlah itu tidak bisa menutupi biaya operasional untuk enam hari berikutnya.
Untuk kebutuhan sehari-hari dia pun terpaksa menjual perkakas rumah tangga, seperti lemari. Selain itu, Hasan mengandalkan pinjaman uang pada kerabatnya. "Lemari bisa dibeli lagi kalau sudah ada uang,” ujar Hasan yang sudah 15 tahun menjadi nelayan.
Nelayan lainnya, Nur Ali, mengatakan baru melaut dua kali dalam sepekan ini. Hasil yang didapatkannya hanya 1 kuintal lemuru seharga Rp 4.500 per kilogram. Uang yang diperolehnya hanya Rp 450 ribu. Jumlah itu tak sebanding dengan biaya beli solar seharga Rp 600 ribu. "Saya tekor Rp 150 ribu," kata dia.
Pria yang sudah 30 tahun menjadi nelayan itu mengatakan sepanjang Januari 2014 tidak melaut. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nur Ali terpaksa menguras uang tabungan. Lalu, pada Februari 2014, Nur Ali terpaksa kembali melaut karena tabungannya sudah habis, meski harus menghadapi ombak tinggi.
Menurut Nur Ali, tangkapan ikan sepi karena masih sering hujan. Kondisi perairan yang dingin membuat ikan menjauh. Padahal nelayan hanya mengandalkan perahu kecil yang cuma menjangkau Selat Bali.
Kepala Bidang Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuwangi Untung Widiarto mengatakan Tempat Pelelangan ikan (TPI) Muncar sebelumnya menjadi pemasok ikan terbesar di Indonesia. Namun terus menurun sejak terjadi anomali cuaca. Pada 2012 hasil tangkapan masih mencapai 28.313 ton. Namun pada 2013 tersisa 21.464 ton. "Jumlah terbanyak tetap jenis lemuru," ucapnya.
Menurut Untung, selain akibat anomali cuaca, menurunnya jumlah hasil tangkapan ikan nelayan di Muncar juga disebabkan overfishing dan pencemaran karena limbah perusahaan pengolahan ikan. Kondisi perairan Muncar di Selat Bali dikatakan pulih bila hasil tangkapan nelayan bisa mencapai 36 ribu ton per tahun.
IKA NINGTYAS
Berita Lain
Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow
Gadis Ini Nekat Cuit Foto Selfie Bugilnya
Publik DKI Lebih Pilih Mega Ketimbang Jokowi
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?