TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia bersama International Foundation for Electoral Systems memperlihatkan masih banyak responden yang tak mengetahui tanggal pemilihan umum. Survei juga memperlihatkan publik memerlukan banyak informasi mengenai Pemilu 2014.
"Sebanyak 54 persen responden menyatakan belum menyadari tanggal pemilihan umum," kata Rakesh Sharma, Director Applied Research IFES dalam presentasi hasil survei di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2014.
Hasil survei juga menyatakan bahwa 73 persen responden menyatakan hanya memperoleh sedikit informasi mengenai pemilihan umum.
Survei dilakukan pada 17-30 Desember 2013 terhadap 1.890 responden di seluruh provinsi secara proporsional. Over sampling dilakukan di Aceh, Maluku, Papua dan Papua Barat. LSI melakukan pembobotan data berdasarkan usia, wilayah dan jenis kelamin agar bisa dijadikan sebagai pendapat umum masyarakat.
Hasil survei juga menyatakan banyak persepsi yang salah terkait proses pemilu. Misalnya, terkait dokumen identitas untuk mengikuti pemilihan. Sebanyak 35 persen responden menyatakan kartu pemilih sebagai dokumen untuk memilih. Padahal, Komisi Pemilihan Umum tak membuat kartu pemilih dalam Pemilu 2014.
Persoalan lain yang ditemukan adalah mengenai cara untuk menandai kertas suara. Sebanyak 11 persen responden mengetahui bahwa cara memilih adalah untuk mencontreng. Padahal, kata Rakesh, Pemilu 2014 tak menerima sistem mencontreng untuk menandai kertas suara. "Ini poin bagaimana melakukan pendidikan penggunaan kertas suara," ujar dia.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita Lain
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?
Suami Dikelilingi Aktris, Airin Cuma Senyum