TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia pada hari ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan bank sentral (BI rate) sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga lending facility 7,50 persen dan suku bunga deposit facility pada level 5,75 persen.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, kebijakan ini diambil masih konsisten berdasarkan pengetatan moneter dan upaya mengendalikan inflasi 4,5 persen plus minus satu. "Ini juga didasari perbaikan kondisi perekonomian global khususnya Jepang dan Amerika Serikat, serta lokal yaitu perbaikan current account defisit," kata Agus, di kantor BI, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2014. (Baca juga : BI Bakal Pertahankan Suku Bunga)
Baca Juga:
Perbaikan ekonomi Amerika dan Jepang, menurut Agus mempengaruhi volume perdagangan meningkat, selain itu perkembangan harga komoditas dan persepsi investor juga membaik di tengah ketidakpastian pasar global. Adapun yang masih perlu diwaspadai adalah upaya pengurangan stimulus moneter (tapering off) dari The Fed serta melambatnya perekonomian Cina.
Faktor dalam negeri yang membuat BI menjaga BI rate adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2013 yang lebih baik daripada perkiraan BI. "Ekonomi kita tumbuh pada triwulan IV 2013 meningkat 5,63 persen (yoy) pada triwulan III 2013 menjadi 5,72 persen yoy," kata Agus. (Lihat juga : BI Diperkirakan Mempertahankan BI Rate 7,5 Persen)
Begitu juga cadangan devisa yang mencatatkan peningkatan menjadi sebesar USD 100,7 miliar dari bulan sebelumnya. Jumlah itu, kata Agus, setara dengan 5,6 bulan impor, atau 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Tahun ini BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi lebih baik, mendekati batas bawah kisaran 5,8-6,2 persen.
Agus mengatakan, inflasi akan tetap dijaga pada kisaran sasaran 4,5 persen plus-minus 1 persen pada 2014 dan 4 persen plus-minus 1 persen pada 2015. Kebijakan Bank Indonesia pada 2014 tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler :
Mengapa Lukminto Sritex Garap Seragam Tentara?
Demi Foxconn, Jokowi Reklamasi Pantai Cilincing
Seragam Bikin Bos Sritex Lukminto Gaul dengan Jenderal
Kisruh Beras Impor, Kementerian Akan Revisi Aturan