TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bengkalis Muhammad Jalal mengaku kesulitan memadamkan api yang membakar lahan di sejumlah wilayah Bengkalis.
Musim kering yang melanda daerah tersebut sejak sebulan terakhir membuat api semakin mudah membakar lahan gambut. "Cuaca sangat panas, terlebih titik api sulit ditempuh karena jauh di dalam hutan," kata Jalal, saat dihuhungi Tempo, Sabtu 15 Februari 2014.
Djalal mengaku tim gabungan pemadam sudah berjibaku padamkan api lebih dari dua pekan, akibat cuaca panas ditambah hembusan angin utara yang sangat kencang membuat api gampang meluas dan berpindah-pindah. Apalagi sumber air sulit ditemukan.
Jalal menjelaskan, saat ini kebakaran lahan meluas di wilayah ujung timur Bengkalis tepatnya di tiga desa yakni Desa Teluk Lancar, Desa Kembang Luar dan Desa Kelemantan. Luas lahan gambut terbakar sudah lebih 300 hektare. "Sebagian besar lahan perkebunan karet, kelapa dan sawit milik masyarakat," katanya.
Meski banyak ditemukan titik api, kata Jalal, kabut asap tidak terlalu mengganggu aktivitas masyarakat, sebab pergerakan angin dari Bengkalis mengarah ke selatan yang membawa kabut asap ke wilayah Siak dan Pekanbaru.
Kebakaran lahan mulai mengancam Cagar Biosfer Giam Siak Kecil di Kecamatan Bukit Batu. Saat ini ditemukan enam titik api diperbatasan cagar biosfer tepatnya di wilayah Bukit Sembilan, Tanjung Leban, dan Temiang. Sedangkan dalam kawasan cagar biosfer ditemukan dua titik api. "Sepertinya memang disengaja oleh perambah liar," kata Jalal.
Ia berharap pihak kepolisian segera menindak tegas pelaku pembakar lahan di dalam kawasan cagar biosfer, sebab kata dia, dari pantauan udara terlihat jelas 10 buah gubuk beserta aktifias perambahan di kawasan tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika stasiun Pekanbaru menyatakan satelit Tera dan Aqua memantau 661 titik api di sejumlah wilayah Riau. Jumlah ini cenderung meningkat dari hari sebelumnya 325 titik api. "Tingkat kepercayaan 81 sampai 100 persen atau 246 titik api," kata Analis BMKG Pekanbaru Sanya, kepada Tempo, Sabtu 15 Februari 2014.
Jumlah titik api terbanyak masih terdapat di Bengkalis 228 titik api, disusul Siak 120 titik api, kemudian Pelalawan 77 titik api, Meranti 64 titik api, Indragiri Hilir 50 titik api, Rokan Hilir 37 titik api, Dumai 27 titik api, Indragiri Hulu enam titik api, Rokan Hulu satu titik api dan Kampar satu titik api.
Peristiwa kebakaran lahan di Riau dua pekan terakhir telah menyebabkan kabut asap di berbagai wilayah, termasuk di Pekanbaru. Langit Pekanbaru tampak diselimuti kabut asap, sempat mengganggu katifitas penerbangan di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru tiga hari lalu. Namun untuk hari ini jarak pandang dua kilometer dinilai masih normal untuk penerbangan. "Jadwal penerbangan dan jarak pandang di Bandara SKK II Pekanbaru masih normal," kata Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru Ibnu Hasan.
RIYAN NOFITRA
BERITA LAINNYA
Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi