TEMPO.CO, Yogyakarta - Anda mungkin tak asing dengan kalimat Mensana Incorpore Sano. Ya, sejak di bangku sekolah dasar, kata yang berarti “Di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat” itu kerap didengungkan di telinga kita. Namun, benarkah adagium berbahasa Latin itu? Ah, tidak juga. Tak percaya? Lihat saja di jalanan. Banyak orang gila berbadan sehat. Atau coba baca surat kabar, betapa banyak koruptor di negeri ini.
Toh, badan mereka kuat dan sehat. Kalau pun mengaku sakit, agaknya itu pura-pura. Dan itu semakin membuktikan betapa sakitnya jiwa mereka. Sebaliknya, tak jarang pula kita menjumpai, orang-orang yang terpaksa mondok di rumah sakit, tetapi masih berfikir logis. Mereka tahu mana benar dan tidak. Singkat kata, fisik mereka memang sakit, tetapi tidak dengan jiwanya.(baca: Damardjati Supadjar, Peletak Dasar Filsafat Jawa )
Prof. Dr. Damarjati Supadjar, ahli filsafat UGM, menjawab keragu-raguan itu. “Ini karena kalimat itu tidak dipahami secara utuh,” kata dia. Ia menyatakan ini dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan Tempo Institute bekerja sama dengan Sari Husada di restoran Omah Duwur Kotagede Yogyakarta, 11 September 2013 lalu.(baca juga: Damardjati Berkisah Sukarno, Susu dan Dada)
Menurut dia, bunyi utuh kalimat itu adalah Orandum Est Ut Sit Mensana Incorpore Sano. Artinya, marilah kita berdoa semoga di dalam tubuh yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat. Sayang, kalimat itu terpotong sehingga maknanya menjadi tak lengkap. “Marilah kita berdoa (Orandum Est Ut Sit), kata inilah yang hilang,” kata dia.
Untuk menjadi “ada jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat”, ucap dia, perlu sebuah doa. Pengharapan, artinya ada usaha untuk meraihnya.
Guru Besar Filsafat Damardjati Supadjar meninggal Senin, 17 Februari 2014 sekitar pukul 17.00 di rumahnya. Damardjati Supadjar meninggal pada usia 74 tahun. Jenazah dimakamkan Selasa, 18 Februari 2014 siang ini di Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Damardjati meninggalkan tiga anak dan dua cucu.
Damardjati sempat dirawat di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta selama sepekan karena gejala stroke. Damardjati kemudian meminta keluarganya merawat dia di rumah. Sepekan setelah dirawat di rumah, Damardjati mengembuskan napas terakhir. Dia mengalami perdarahan otak.(baca: Saat Terakhir, Guru Besar UGM Ini Sebut Bung Karno)
ANANG ZAKARIA | SHINTA MAHARANI
Berita terkait
Guru Besar Filsafat UGM Damardjati Supadjar Wafat
Damardjati Supadjar, Peletak Dasar Filsafat Jawa
Rektor UGM Melepas Damardjati Supadjar