TEMPO.CO, Melbourne - Perusahaan tambang asal Australia, Interpid Mines Ltd, pada 19 Februari 2014, mengumumkan telah mencapai kesepakatan penyelesaian sengketa kepemilikan saham di tambang emas dan tembaga Tujuh Bukit, Tumpang Pitu, Banyuwangi. Interpid bersedia melepas 80 persen pemilikan sahamnya, dan sebagai gantinya mendapatkan US$ 80 juta dalam bentuk uang tunai. (Baca juga: Sengketa Tambang Emas Banyuwangi Mulai Disidangkan)
Chairman Interpid Ian McMaster mengatakan, dalam perjanjian penyelesaian itu, Interpid sepakat untuk mengakhiri semua proses gugatan dan sengketa atas proyek Tujuh Bukit yang saat ini diajukan perusahaan. Kesepakatan itu dimediasi oleh Provident Capital dan Saratoga Capital atas nama para pihak yang bersengketa. “Kesepakatan penyelesaian ini akan kami mintakan persetujuan dalam rapat pemegang saham pada April mendatang,” ujarnya dalam keterangan tertulis seperti dilansir lama web resmi Interpid.
Interpid menjalankan bisnisnya di Tumpang Pitu, bermitra dengan PT Indo Multi Niaga sejak 2007. Kedua perusahaan sepakat bekerja sama mengelola tambang tersebut. Namun kemudian pemilikan konsesi yang sebelumya dimiliki Indo Multi dijual ke perusahaan lain sehingga menimbulkan sengketa. Tambang Tumpang Pitu diperkirakan memiliki kandungan cadangan emas 25 juta ounce dan 15 miliar pound tembaga. (Lihat juga: Bupati Banyuwangi Enggan Tanggapi Gugatan Intrepid)
Interpid menyatakan telah menghabiskan biaya eksplorasi di tambang Tujuh Bukit sebesar US$ 106 juta pada Desember 2012.
Interpid sedianya sudah mulai mengajukan gugatan arbitrase di Pusat Arbitrase Internasional Singapura melawan Bupati Banyuwangi. Interpid bulan lalu juga mengajukan banding setelah kalah melawan Bupati Banyuwangi di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya. (Berita terkait: Intrepid Gugat Bupati Banyuwangi)
Namun, “Aspirasi dari para pemegang saham meminta agar kasus sengketa ini segera diselesaikan dan segera lakukan pemulihan atas kerugian investasi yang sudah kami tanamkan,” kata McMaster.
AUSTRALIAN MINING | ABDUL MALIK | IKA NINGTYAS (BANYUWANGI)
Terpopuler:
Kasus Panen Mas, Ini Tip Hindari Investasi Bodong
BKPM Yakin Realisasi Investasi Smelter Tepat Waktu
Nestle: Pasokan Air Bersih Turun 35 Persen
Bandara Solo Tutup, Maskapai Rugi Miliaran