TEMPO.CO, Banda Aceh - Turunnya hujan dalam tiga hari terakhir di Aceh mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan di pinggiran hutan. Asap tebal yang sempat menyelimuti kawasan barat selatan Aceh sudah mulai berkurang.
"Titik kebakaran sudah mulai berkurang karena hujan," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Rizal Aswandi kepada Tempo, Jumat, 21 Februari 2014. Akan tetapi, Rizal tidak mengetahui jumlah pasti titik kebakaran di Aceh.
Rizal mengakui, dalam dua pekan terakhir akibat kemarau, banyak titik api yang terpantau karena terbakarnya hutan. Setidaknya ada lima kabupaten yang mengalami masalah kebakaran hutan: Pidie, Aceh Jaya, Nagan Raya, Singkil, dan Aceh Selatan. Rizal memperkirakan sebanyak 200-an hektare hutan dan lahan terbakar. BPBA sedang menunggu data resmi dari setiap kabupaten.
Menurut Rizal, kebakaran terjadi akibat pembakaran hutan saat pembukaan lahan oleh masyarakat. Karena kemarau, api cepat menyebar dan mengakibatkan permukiman penduduk diserang asap tebal. Sebagian lahan gambut di Singkil dan Aceh Selatan juga ikut terbakar.
BPBA selama ini tidak punya cara khusus menangani penyebaran api. "Masih memakai manual dengan mobil pemadam kebakaran, tetapi mobil itu juga sangat kurang di kabupaten," ujarnya.
Kekurangan mobil pemadam untuk menangani masalah kebakaran hutan, kata Rizal, telah disampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat pertemuan tiga hari lalu di Jakarta.
Seorang warga Singkil, Yendi, mengatakan saat ini asap sudah mulai berkurang karena hujan. Empat hari lalu, asap tebal masih menyelimuti permukiman warga. Dia mengaku tinggal sekitar 5 kilometer dari lokasi hutan gambut dan lahan warga yang terbakar. "Sampai sulit bernapas," ujarnya.
ADI WARSIDI
Berita lain:
Menjelang Pemilu, Rumah Dinas Jokowi Disadap
Risma Mundur, Salat Istikharah, Kisah Nabi Yunus
Alat Sadap Jokowi Buatan Luar Negeri