Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Duduk Berjam-jam Dapat Memicu Kelumpuhan

image-gnews
Ilustrasi. visualphotos.com
Ilustrasi. visualphotos.com
Iklan

TEMPO.CO, Chicago - Terlalu lama duduk  ternyata dapat menyebabkan kelumpuhan. Seseorang yang  duduk berjam-jam lamanya, dapat kehilangan kemampuan untuk memakai baju atau makan dengan  kedua tangan. (Baca: Stres Pekerjaan Pengaruhi Kesehatan).

"Kebiasaan duduk sangat didukung dengan teknologi seperti televisi dan perangkat elektronik. Orang-orang seperti ini dipaksa untuk menetap dan tak mau beranjak dari tempat duduk mereka," ujar Pamela Semanik, Asisten Profesor di bidang Kesehatan dan Keperawatan Orang Tua (Gerontologikal), Rush University, Chicago, Amerika Serikat, yang melakukan penelitian ini, Jumat, 21 Februari 2014.

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Aktivitas Fisik dan Kesehatan Dunia ini melibatkan 2.286 peserta dengan usia rata - rata 60 tahun. Mereka dipantau kegiatannya selama 7 hari dengan menggunakan alat yang disebut accelerometers. Peserta peneltian ini memiliki kebiasaan duduk seharian, dengan waktu bergerak atau jalan hanya 9 jam per hari. (Baca : Teknologi Sebabkan Obesitas Suatu Negara)

Hasil penelitian menunjukkan, 3,6 persen dari mereka mengalami kelumpuhan dan kesulitan dalam melakukan beberapa kegiatan sehari-hari. Misalnya, sulit bangun dari tempat tidur, makan, memakai baju, bahkan berjalan. Hasil lain  menunjukkan, mereka yang mengalami kelumpuhan juga kesulitan melakukan aktivitas mandi cuci kakus.

Kendati promosi kesehatan dan manfaat banyak bergerak sudah dipromosikan, dua pertiga orang tua lebih memilih untuk menghabiskan hari mereka dengan duduk sepanjang hari. "Kebiasaan diam seperti duduk berjam-jam adalah sebuah masalah dan sangat merugikan," kata Pamela Semanik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim peneliti lain dari Queen's University, Kingston, Ontario, Kanada,  mengatakan kebiasaan duduk berjam-jam dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, menyebabkan depresi, kanker, bahkan kematian. "Sebenarnya penelitian ini adalah sebuah pesan yang sangat penting," kata Ian Janssen, Peneliti dari Canada Research Chair, yang juga peneliti di Pusat Aktivitas Fisik dan Obesitas, di Queen's University.

CBC.CA | CHETA NILAWATY

Terpopuler gaya :
5 Tanda Anak Mengalami Depresi
Rekayasa Sel T Dapat Sembuhkan Pasien Kanker 
Ryan Reynolds Jadi Duta Kosmetik Prancis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

22 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.