TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul ancang-ancang membuka jalur investasi di kawasan wisata. Meski belum mendapat kepastian status sebagai kawasan geopark dari Unesco, niat itu terus disiapkan. Kabupaten Gunung Kidul menunggu restu dari organisasi internasional bidang Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Pesatuan Bangsa Bangsa itu.
“Kami mulai bahas rencana soal (investasi) itu, agar tetap punya arah, mau apa jika sudah ditetapkan sebagai kawasan geopark,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapppeda) Kabupaten Gunung Kidul Syarif Armunanto, Senin 24 Februari 2014.
Gunung Kidul pada April 2014 mendatang akan mendapatkan penilaian terakhir dari pihak Unesco soal status kawasan Geopark, yang diajukan sejak 2013. Status itu akan diumumkan melalui sidang pleno Unesco di Kanada.
Sebanyak 11 geosite di kawasan Gunung Sewu telah diajukan untuk dinilai. Meliputi Gunung Api Purba Nglanggeran, Endapan Laut Miosen Awal Sambipitu, Goa Pindul, Gua Kali Suci, Luweng Jomblang, Pantai Siung Wediombo, Lembah Purba Sadeng, Air terjun Bleberan, Goa Jlamprong dan Luweng Cokro.
Syarif enggan menjelaskan detil konsep investasi wisata itu. “Kami masih matangkannya. Yang pasti pegangannya harus ramah lingkungan, tidak merusak kawasan, dan memberdayakan masyarakat lokal,” kata dia.
Status Geopark dari Unesco dianggap sebagai modal penting Gunung Kidul mengelola potensi kawasan. Status Geopark ini bak tiket khusus mendapat kepercayaan pula dari sejumlah investor atas peluang terbukanya kerjasama investasi berskala internasional.
Namun Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul Birowo Edhie menuturkan, saat ini yang menjadi target pemerintah Gunung Kidul hanyalah menggolkan Gunung Sewu mendapatkan status Geopark terlebih dahulu.
“Soal potensi investasi itu hanya dampak, yang jelas akan ada konsep pembangunan berkelanjutan jika kawasan Gunung Sewu berhasil masuk sebagai geopark dunia,” kata dia. Syarif mencontohkan, beberapa negara yang berhasil menggandeng pihak ketiga untuk menggarap pengelolaan kawasan geopark seperti Inggris, Perancis, juga Cina.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Lainnya
Ada Setoran di Balik Label Halal Daging Australia
Pulau Misterius Mendadak Muncul di Laut Bekasi
Twitter Ridwan Kamil Dibanjiri Protes Jam Malam
Kasus Risma Hantam PDIP, Bukan Jokowi