TEMPO.CO , Jakarta: Jejaring sosial Path meluncur ke muka pengguna telepon pintar pada November 2010. Meski baru seumur jagung, pendiri sekaligus Chief Executive Officer Path, Dave Morin, mengklaim pertumbuhan pengguna aplikasi pertemanan itu tumbuh drastis. Karenanya, memasuki tahun keempat, Morin membuka pintu bagi investor.
"Pada saat ini memang baru dengan Bakrie Global Group," kata dia ke Cornila Desyana, Mandy Tazkia Siddharta, dan Satwika Movementi dari Tempo, melalui Skype, Jumat, 21 Februari 2014. "Tapi karena kami terus berkembang, akan ada lebih banyak kesempatan untuk investor lain. Kami tentu terbuka untuk itu."
Baca Juga:
Bakrie Global Group membeli sejumlah saham Path pada Januari lalu. Selain Bakrie, beberapa saham Path juga dibeli oleh Graylock, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners, dan First Round Capital. Dari seluruh investor itu, Path menerima investasi sebesar US$ 25 juta, setara Rp 304 miliar. Dan Morin mengklaim jika saham yang dimiliki Bakrie kurang dari satu persen. "Bakrie tidak membeli Path, dia hanya berinvestasi," ujar Morin.
Di Indonesia, Path juga menjalin kemitraan dengan PT XL Axiata Tbk, Telkomsel, dan PT Indosat Tbk. Yang tujuannya guna meningkatkan layanan Path ke pengguna di Indonesia. Apa bentuk kemitraannya, Morin tidak menjelaskan.
Dave Morin membangun Path berdasarkan filosofi meningkatkan hubungan personal para penggunanya dengan keluarga dan teman terdekat. Untuk itu, ia hanya mengizinkan pengguna Path untuk berbagi dengan 150 orang saja. Morin pun mengkhususkan Path bagi pemakai perangkat Android serta iOS. Meski bersifat eksklusif, pengguna Path sudah mencapai 23 juta akun di seluruh dunia. "Pengguna terbanyak dari Indonesia, lebih dari 4 juta akun," ujar Morin.
CORNILA DESYANA
Berita Terpopuler
Jokowi Jadi Presiden, Rupiah Bisa Tembus 10 Ribu
Pemerintah Ogah Rekomendasi Freeport dan Newmont
Lahan untuk Foxconn di Marunda Berstatus Sewa
Flynas Garap Pasar Umrah RI, Ini Sikap Garuda