TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya data penjualan rumah baru di Amerika Serikat (AS) membuat dolar kembali menguat di pasar uang. Di transaksi pasar uang, hingga pukul 12.00 WIB, rupiah ditransaksikan melemah 0,04 persen ke level 11.652 per dolar AS. Rupiah tertekan oleh menguatnya indeks dolar terhadap mata uang rival.
Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan tren penguatan dolar mulai kembali muncul sehingga berpotensi membatasi pergerakan rupiah yang sudah mengalami penguatan cukup tajam selama hampir satu bulan. "Menguatnya dolar membuat ruang penguatan rupiah mulai terbatas," katanya melalui analisis hariannya.
Baca Juga:
Data penjualan rumah baru di AS yang diumumkan kemarin malam naik ke 468 ribu dari sebelumnya 427 ribu. Hal tersebut berhasil menahan pelemahan indeks dolar lebih lanjut, bahkan mendorong penguatan dolar.
Menurut Rangga, arah pergerakan rupiah terhadap dolar selanjutnya masih menunggu data klaim pengangguran dan data penjualan durable goods di AS. "Dengan pelemahan yen yang cukup tajam, diperkirakan hari ini ruang penguatan rupiah akan semakin terbatas dan potensi melemah."
Dari regional, mata uang dolar cenderung menguat. Won Korea melemah 0,16 persen ke level 1.066,88 per dolar AS, rupee melemah 0,04 persen ke level 61,98 per dolar AS, yuan melemah 0,1 persen ke 6,1304 per dolar AS, dan ringgit melemah 0,1 persen ke 3,2740 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler :
Habis Dapat Duit, Bos WhatsApp Pacaran di Spanyol
Dolar Tertekan Data Ekonomi Amerika
Lima Negara Terbaik untuk Menghabiskan Pensiun
Rakuten Berfokus pada Mobile Commerce
Perikanan Indonesia Masih Unggul di ASEAN