TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Rektor I Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Achmad Syahrani angkat bicara soal polemik pendirian kampus tersebut di Banyuwangi. Menurut dia, pihaknya tidak punya keinginan untuk membuka kelas di Banyuwangi, tetapi pendirian kampus tersebut karena diminta oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Jadi kami akan jalan sesuai apa yang telah direncanakan sejak awal," ujarnya, Kamis malam, 6 Maret 2014. (baca: Pendirian Kampus Unair di Banyuwangi Ditolak)
Menurut Syahrani, penolakan pendirian kampus di Banyuwangi oleh beberapa pihak adalah hal biasa dalam alam demokrasi. Namun pihaknya akan tetap melaksanakan penunjukan Kementerian. "Unair hanya pelaksana," katanya. Bila ada pihak yang menolak pendirian Unair di Banyuwangi, sebaiknya disampaikan langsung kepada Kementerian agar dapat segera ditindaklanjuti. (baca: Unair Buka Jurusan Kedokteran Hewan di Banyuwangi)
Unair ditunjuk Kementerian Pendidikan untuk melaksanakan program pendidikan di luar domisili dengan mendirikan kampus di Banyuwangi. Namun pendirian kampus itu ditentang oleh Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) setempat.
Puluhan dosen melakukan aksi protes ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banyuwangi, Kamis kemarin. Menurut mereka, pendirian Unair di luar Surabaya bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi. Pasal 1 Permendiknas itu menyebutkan penyelenggaraan program studi harus berbatasan langsung dengan kabupaten/kota kampus induknya.
EDWIN FAJERIAL
Terpopuler
Diduga Bunuh Ade Sara, Pasangan Ini Bercuit Sebelum Ditangkap
Diduga, Ade Sara Dibunuh dalam Perjalanan
Terduga Pembunuh Ade Sara Sepasang Kekasih