TEMPO.CO, Tangerang - Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan menyatakan pada 2016, penerbangan di Indonesia secara simultan akan dikontrol dari gedung AirNav Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan alat navigasi yang canggih. "Kami sedang siapkan. Nanti navigasi Indonesia tidak lagi dipantau dari luar (Singapura)," kata Mangindaan setelah meresmikan gedung baru AirNav Indonesia atau Jakarta Automated Air Traffic Service (JAATS) di Tangerang, Senin, 10 Maret 2014.
Mangindaan mengatakan AirNav Indonesia penting untuk menunjang pelayanan jasa penerbangan di Indonesia, terutama aspek keselamatan penerbangan. Dengan demikian, diperlukan upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keselamatan penerbangan, mulai dari sisi kelaikan armada pesawat udara, bandar udara, penanganan barang-barang berbahaya yang diangkut pesawat udara, serta sistem navigasi yang mengatur lalu lintas pesawat udara.
Saat ini, kata Mangindaan, pelayanan sistem navigasi penerbangan di Indonesia dibagi ke dalam dua wilayah ruang udara. Pembagian wilayah ruang udara dikenal dengan sebutan flight information region (FIR). FIR kawasan barat Indonesia berada di Jakarta, sementara FIR kawasan timur Indonesia berada di Makassar. "Nantinya dua FIR itu bisa dikontrol dari gedung ini," kata Mangindaan.
Direktur Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, Ikwanul, mengatakan pengaturan slot time juga akan lebih disempurnakan. Dia menyebutkan pada 2013, slot time pesawat dari Soekarno-Hatta 52 pesawat per jam. Saat ini slot time meningkat menjadi 64 pesawat per jam. Pada Juni 2014, Soekarno-Hatta bakal melayani 72 slot time per jam.
Pembangunan geduung AirNav Indonesia di seluruh Indonesia berlangsung sejak 15 Desember 2011 sampai 5 November 2013. Biaya pembangunan senilai Rp 369 miliar dialokasikan lewat APBN.
AYUCIPTA
Berita Lain:
Beras Berklorin,Kementerian Perdagangan Belum Tahu
Impor Beras Vietnam Berklorin Bisa Dipidana
Berapa Banyak Klorin dalam Beras Vietnam?
Beras Vietnam Diduga Mengandung Klorin
Waspada, Rupiah Bakal Melemah Lagi