Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hidangan Dekoratif Membuat Makanan Lebih Enak

Editor

Heru Triyono

image-gnews
Sepiring makanan untuk tamu-tamu kucing saat dipersiapkan di Hotel Roomer di Lyon, France (4/3). (Bruno Vigneron/Getty Images)
Sepiring makanan untuk tamu-tamu kucing saat dipersiapkan di Hotel Roomer di Lyon, France (4/3). (Bruno Vigneron/Getty Images)
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Makanan bertampilan dekoratif ternyata bisa membuat makanan jadi lebih enak. Demikian hasil temuan para ilmuwan. Mereka mengetes makanan yang aromanya sama tetapi disajikan dengan cara berbeda di sebuah restoran. Hasilnya, makanan yang disajikan lebih menarik dan dianggap lebih lezat oleh partisipan.

"Saya senang chef sekarang memperhatikan hal ini, mungkin semakin banyak orang makan di luar rumah, sehingga chef harus peduli pilihan menu makanan yang akan berdampak selamanya pada seseorang," ujar ketua peneliti, Debra Zellner kepada Reuters edisi 7 Maret 2014. Zellner adalah peneliti dan profesor di departemen psikologi di Montclair State University di New Jersey.

Dalam riset-riset sebelumnya, Zellner menemukan bahwa orang akan tergugah dengan kebersihan dan keseimbangan menu yang tersaji di piring. Namun ia ingin melihat pengaruh dari sajian makanan yang dilakukan oleh chef (juru masak) profesional. Ia pun mengontak Culinary Institute of America di Hyde Park, New York untuk berkolaborasi.

"Para chef percaya hal ini menjadi masalah penting bagi konsumen, tetapi mereka tak punya data," kata Zellner. Karena itu, ia menambahkan, para chef itu tertarik untuk terlibat dalam riset ini.

Total partisipan 91 orang terdiri dari 35 pria dan 56 wanita berusia antara 20 hingga 74 tahun. Partisipan mempunyai beragam pekerjaan tetapi tak satupun yang bekerja di dapur. Mereka diminta untuk makan malam di restoran Culinary Institute of America selama satu atau dua hari.

Makan malam yang disajikan setiap malam menunya sama. Pada malam pertama, menu tersebut disajikan secara tradisional tetapi dihidangkan dengan dua piring yang berbeda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Partisipan yang menerima sajian makanan yang lebih menarik menilai bahwa makanan mereka lebih enak dibandingkan yang disajikan secara tradisional, demikian hasil penelitian tim Zellner yang dipublikasikan di jurnal Appetite."Temuan ini krusial karena sajian yang diberikan sebenarnya sama persis kualitas dan kebersihannya," ujar Zellner.

Menurut Lauren Graf, pakar diet klinis di Montefiore Medical Center di New York, yang tidak terlibat dalam riset ini, temuan tersebut tidak mengejutkan. Salah satu alasannya adalah makanan kemungkinan dipersepsikan lebih enak karena datang dari suatu restoran mahal. Karena itu, kita bisa memperbaiki sajian makanan di rumah.


"Anda tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan sesuatu yang terlihat bagus dan rasanya enak di rumah," kata Graf. "Makanan bisa terlihat menarik dengan cara yang hemat dan Anda akan merasakan hal ini lebih menyenangkan dibandingkan yang sebenarnya," kata dia.


REUTERS I ARBAIYAH SATRIANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Ilustrasi alpukat. Shutterstock
Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.


Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Ilustrasi membuang makanan. Kortsleht.ee
Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.


Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Mahasiswa Unsoed Ciptakan Biodiesel dari Biji AlpukatMemanfaatkan biji alpukat untuk kebutuhan energi di masa depan.Foto Ilustrasi(Komunika Online)
Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.


Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Ilustrasi buah dan sayur. shutterstock.com
Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.


BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito memberikan keterangan terkait mi Bikini (bihun kekinian) yang disita BPOM saat konpers di Jakarta, 8 Agustus 2016. TEMPO/M Iqbal Ichsan
BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.


Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Ilustrasi buah Mangga. ANTARA/Moch Asim
Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.


Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Ilustrasi cabai. TEMPO/Tony Hartawan
Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.


Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono meninjau mobil laboratorium keliling milik Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan di halaman Balai Kota, Jakarta, 1 Februari 2017. TEMPO/Lani Diana
Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.


Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Ilustrasi buncis. shutterstock.com
Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"


Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Bir di toko minuman dan merchandise di Waterloo, Belgia. TEMPO/Nurdin Kalim
Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es