TEMPO.CO, Pemalang - Eskalasi gempa embusan Gunung Slamet terus meningkat sejak statusnya dinaikkan menjadi waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status setingkat di atas normal untuk gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa itu pada Senin malam lalu.
Data dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, sejak Selasa hingga Rabu pukul 06.00, 12 Maret 2014, tercatat ada 244 gempa embusan. Sehari sebelumnya gempa embusan tercatat 208 kali. Dalam kondisi normal, gempa embusan Gunung Slamet hanya sekitar 50 kali per hari.
Meningkatnya aktivitas Gunung Slamet juga terpantau pada kenaikan intensitas kegempaan vulkanis dangkalnya (Vb). Sejak Selasa hingga Rabu pukul 06.00, tercatat sembilan Vb. Satu hari sebelumnya hanya tercatat enam Vb.
Menurut pengamat Gunung Api di Pos Gambuhan, Sukedi, bertambahnya aktivitas kegempaan Gunung Slamet itu hanya terekam di seismograf, tidak dirasakan manusia. "Karena range skalanya sangat kecil," kata Sukedi kepada Tempo. (baca: Gunung Slamet Adalah Gunung Penyendiri)
Meningkatnya aktivitas Gunung Slamet yang kasat mata hanya saat terjadi letusan asap. Dari laporan harian Pos Pengamatan Gambuhan, gunung dengan tinggi 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu hanya menyemburkan asap putih tebal setinggi 50-1.000 meter sejak Selasa pagi hingga Rabu dinihari. (baca: Gunung Slamet Semburkan Asap Pekat)
Baca Juga:
Dari pantauan Tempo, Gunung Slamet kini masih diselimuti kabut tebal sejak pukul 07.00. Kabut tebal itu masih menghalangi pandangan sejumlah pengamat dari Pos Gambuhan meski hujan deras yang mengguyur sejak pukul 10.00 telah reda pada pukul 11.00.
Meski status Gunung Slamet masih waspada, Komando Distrik 0712/Tegal telah mendirikan tenda besar di lapangan Desa Tuwel dan Kedawung, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Tiap satu tenda itu berukuran 14 x 8 meter.
"Tenda itu disiapkan sejak Selasa sore untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pengungsian," kata Komandan Komando Rayon Militer Bojong Kapten Adi Hartono. Adi mengatakan tenda itu didirikan di lapangan karena lokasinya strategis dan mudah dijangkau.
DINDA LEO LISTY
Terpopuler
Status Gunung Slamet Masih Waspada
Ini Dia Penumpang Gelap Malaysia Airlines
Lenovo Giat Pasarkan Perangkat All-in-One