TEMPO.CO , Jakarta:Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, kepastian pencalonan Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden menjadi referensi positif bagi para investor. Kalangan investor menilai pencalonan Jokowi memberikan harapan di masa mendatang. (baca:Pengusaha Respons Positif Jokowi Calon Presiden)
Menurut Enny, beberapa prestasi Jokowi di Jakarta seperti pembangunan waduk pluit dan penataan pasar Tanah Abang menjadi pertimbangan pemilik modal.“Adanya Jokowi akan berdampak baik bagi investasi, tapi jangan sampai hanya sebagai ketertarikan saja, tapi juga bagaimana investasi nyata nantinya,” ujarnya, Jumat Jumat 14 Maret 2014.
Sebelumnya, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan memberikan mandat kepada Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, menjadi Calon Presiden 2014. (baca: Pencapresan Jokowi Dorong Penguatan Rupiah)
Enny mengatakan, sebenarnya investor tak terlalu terpengaruh siapa presidennya nanti, karena yang dibutuhkan adalah konsistensi kebijakan. Sebab yang diinginkan masyarakat adalah visi kedaulatan ekonomi. Karena selama ini, ekonomi Indonesia seolah kehilangan kedaulatan.
Ditanya apakah visi tersebut ada pada Jokowi, Enny mengatakan. bahwa hal itu masih harus di uji lebih lanjut. Evaluasinya menurut dia tak cukup dengan dua tahun pada saat Jokowi menjabat jadi gubernur, namun harus dilihat Jokowi jika nanti benar-benar jadi preseiden.
Ketika Jokowi memimpin Jakarta, kemacetan dan banjir menjadi pertimbangan investor. Kedua masalah ini masih belum bisa diselesaikan. Namun, menurut Enny, banjir dan kemaceten sulit diatasi siapapun pemimpinnya."Apapun yang terjadi, saya kira yang penting harus tetap menjaga mekanisme pasar tanpa adanya intervensi,” ujarnya.
Jika terpilih sebagai presiden, kata Enny, Jokowi harus membentuk tim ekonomi mengingat latar belakang dia bukan berasal dari ekonomi.
Selain faktor Jokowi, menurut Enny, partai pengusung juga menjadi pertimbangan investor. Pada saat PDIP berkuasa ketika Megawati menjadi presiden, dia dikritik karena banyak melakukan privatisasi. Hal ini seolah berkebalikan dengan slogan partai yang diusung yaitu prorakyat kecil. “Satu lagi yang menjadi perhatian investor adalah siapa cawapres yang ditunjuk, jangan sampai blunder.”
FAIZ NASHRILLAH
Berita Terkait:
Megawati Tunjukkan Surat Mandat Jokowi Nyapres
Ekspresi Ahok Saat Detik-detik Deklarasi Jokowi
Kenapa Jokowi Nyatakan Jadi Capres di Marunda?