TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego, menilai wajar jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono "menawar" sejumlah pertanyaan yang akan diajukan dalam acara Kick Andy di Metro TV. “SBY dalam hal ini adalah kepala negara dan pimpinan partai, jadi wajar ada tawar-menawar,” ujar Indria kepada Tempo, Jumat, 21 Maret 2014.
Lantaran tak sepakat dengan beberapa pertanyaan yang akan diajukan Andy F. Noya, pembawa acara Kick Andy, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono batal tampil. Tim protokoler kepresidenan ingin wawancara tersebut menanyakan keberhasilan SBY selama menjadi presiden. Dia juga meminta Andy Noya tidak menanyakan sejumlah masalah yang dianggap sensitif, seperti tuduhan korupsi dan skandal Bank Century. (Baca: Kisah SBY Batal Tampil di Kick Andy Show)
Baca Juga:
Indria mengatakan tawar-menawar pertanyaan itu menjadi sinyal bahwa SBY ingin melawan kekuatan media yang selama ini kerap menyudutkannya. Menurut dia, sudah bukan rahasia jika SBY dan orang-orang di lingkaran dekatnya kurang senang dengan pemberitaan media. Dia mengatakan hal itu juga diekspresikan SBY melalui buku yang diluncurkan beberapa waktu lalu. (Baca: Kronologi SBY Batal Tampil di Kick Andy Show)
“Dalam buku itu, dia curhat. Orang-orang di luar negeri banyak memberi dia penghargaan, tapi di dalam negeri cuma menunjuk sisi gelapnya saja,” katanya. Karena itu, kata Indria, momen wawancara itu pun ingin dimanfaatkan SBY untuk memaparkan keberhasilannya. “Mungkin dia juga ingin wawancara dilakukan secara adil,” ujarnya.
Adapun terkait dengan pembatalan itu, Indria mengatakan hal itu tidak akan mempengaruhi citra SBY sebagai presiden maupun pemimpin Partai Demokrat. Menurut dia, pembatalan wawancara itu merupakan hal yang bersifat teknis, sehingga tidak akan terlalu banyak masyarakat yang menyadari hal itu. “Pembatalan seperti itu risiko bersama antara Presiden SBY dan acara Kick Andy,” ujarnya. (Baca juga: Kick Andy Pontang-panting Penuhi Order Istana)
DIMAS SIREGAR
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Terkait Asap, Gubernur Riau Bentak Kapolres
Facebook Buka Kantor di Indonesia
CNN: Kuala Lumpur di Indonesia