TEMPO.CO , Washington:Siapa bilang indra penciuman manusia tak peka. Sebuah studi yang dilakukan peneliti Amerika menunjukan hidung manusia mampu membedakan setidaknya satu triliun bau yang berbeda.
Sebelumnya diketahui manusia bisa membedakan beberapa juta warna yang berbeda dan hampir setengah juta nada yang berbeda. Sementara untuk kemampuan membedakan bau, selama beberapa dekade disebutkan manusia hanya bisa membedakan 10 ribu bau yang berbeda.
"Ini jumlah yang diterima umum," kata Leslie Vosshall, guru besar Universitas Rockefeller, seperti dilansir Xinhua, Jumat, 21 Maret 2014. "Analisis kami menunjukkan bahwa kemampuan manusia untuk membedakan bau jauh lebih besar daripada yang diketahui orang," kata dia.
Bau yang kita temui dalam kehidupan nyata terdiri dari campuran molekul bau yang kompleks. Misalnya, aroma mawar memiliki 275 komponen, meskipun hanya sebagian kecil dari komponen tersebut yang mendominasi bau yang dirasakan. Nah, dalam studi ini, para peneliti menggunakan 128 molekul bau yang berbeda untuk menciptakan aroma komposit yang baru.
"Kami tidak ingin aroma komposit baru itu menjadi eksplisit dikenali, sehingga sebagian besar dari campuran kami cukup buruk dan aneh," kata Vosshall. "Kami ingin orang-orang untuk memperhatikan. Ini benar-benar sesuatu yang kompleks. Dapatkah saya memilih bau kompleks lain jadi berbeda?"
Peneliti mempresentasikan bau-bau tersebut pada 26 relawan dengan tiga botol aroma pada suatu waktu : dua yang sama, dan satu yang berbeda. Relawan diminta untuk mengidentifikasi satu aroma yang berbeda dari yang lain. Setiap relawan membuat 264 perbandingan tersebut.
Berdasarkan hasil yang mereka peroleh melalui tes ini, para peneliti membuat pertimbangan teoritis dan menghitung bahwa manusia dapat membedakan setidaknya satu triliun rangsangan penciuman.
"Saya berharap makalah kami akan membatalkan reputasi mengerikan yang mengatakan bahwa manusia tidak memilikipenciuman yang baik," kata Vosshall. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science.