TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha meminta pemerintah baru yang terpilih melalui pemilu tahun ini dapat lebih memperhatikan masalah transportasi laut dan logistik. "Kedua sektor ini adalah tulang punggung ekonomi," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik Carmelita Hartoto dalam konferensi pers di Menara Karya, Senin, 31 Maret 2014.
Carut-marutnya dunia pelayaran dan logistik saat ini, kata Carmelita, bisa dilihat dalam perbedaan harga jeruk lokal dan impor. Di Jakarta, harga rata-rata jeruk impor asal Cina bisa lebih murah dari jeruk asal Medan atau Pontianak. "Ini terjadi cuma karena inefisiensi logistik dan mahalnya biaya pelabuhan."
Ke depan, ia menantang pemerintah baru untuk membangun infrastruktur yang lebih memadai, terutama untuk pelabuhan-pelabuhan di bagian timur Indonesia.
Konsep pemerataan ekonomi, kata Carmelita, sebenarnya telah mulai dirintis melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Hanya, konsep yang baik itu dinilai masih tumpul dalam eksekusinya. Masalah pembebasan lahan masih menghambat pembangunan sebagian besar proyek.
Hal tu diakui oleh Wakil Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Asmari Herry. Menurut dia, masalah lahan itu pula yang membuat pengusaha ragu untuk ikut menggelontorkan modalnya. "Ini masalah mendasar, kami tentu mau turun jika sudah ada jaminan dari pemerintah," katanya.
Selain masalah infrastruktur, kata Herry, yang juga diperlukan untuk membangun industri di sektor pelayaran adalah insentif fiskal untuk para pengusaha. “Insentif ini makin penting mengingat kita akan segera memasuki pasar bebas ASEAN pada 2015 mendatang.”
Menurut Herry, di beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, bunga kredit yang dikenakan untuk pelayaran hanya sekitar 5 persen. Sedangkan di Indonesia bisa mencapai 11 persen. "Kalau ini dibiarkan, kita bisa hilang dalam persaingan," ujarnya.
Pada sektor logistik, Herry mengutip data Bank Dunia, daya saing Indonesia ada pada peringkat 59 dunia di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. "Jadi banyak yang harus diperbaiki," katanya.
PINGIT ARIA
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Dokter TNI AU
Berita terpopuler lainnya:
Dokter TNI AU yang Dianiaya Diajak Tutup Kasus?
Kecewa Jokowi, Pro-Mega Boikot Kampanye PDIP
KPK Soroti Fasilitas Pesawat Dipakai Kampanye SBY