TEMPO.CO, Denpasar - Aktivis lingkungan mendesak pemerintah untuk mengantisipasi aksi perburuan kijang secara liar di hutan Batukaru, Tabanan, Bali. "Biasanya makin ramai saat musim kemarau," kata Ketut Karnita, pemilik penangkaran di Batungsel, Pupuan, Tabanan, yang berada di kaki Gunung Batukaru, Selasa, 1 April 2014.
Saat itu kijang menjadi lebih mudah ditangkap karena mereka turun dari pegunungan untuk mencari sumber mata air. Para pemburu menangkap kijang dengan menggunakan jaring dan senjata api. Dari hasil perburuan, daging kijang kemudian dijual dengan harga mencapai Rp 300 ribu per kilogram.
Karnita yang sempat mendapat penghargaan lingkungan hidup semasa presiden Abdurrahman Wahid mengaku sangat kecewa dengan adanya perburuan itu. Sebab, keberadaan penangkaran kijang miliknya untuk menekan perburuan kijang yang dulunya marak karena alasan upacara adat.
Dia mendesak pemerintah menangani aksi perburuan liar itu sehingga keberadaan satwa kijang benar-benar terlindungi. Ia sendiri menjadi penangkar kijang sejak 1996 dengan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Kijang-kijang di penangkarannya disediakan untuk upacara adat yang sebelumnya diambil melalui perburuan di hutan Batukaru.
Kepala Desa Batungsel I Made Sudiama menegaskan pihak desa hanya melakukan perburuan kijang untuk upacara adat setiap enam bulan sekali. Itu pun dibatasi hanya dua hari dan dihentikan setelah mendapat seekor kijang. "Untuk perburuan selalu ada ritual khusus dan pemberitahuan ke pihak kehutanan dan aparat setempat," ujarnya. Jika sampai dua hari tidak ada kijang yang didapat, mereka akan meminta ke penangkaran milik Karnita.
Adapun Kepala Seksi Konservasi BKSDA Bali Wilayah I Tabanan-Negara, Sumarsono, menyatakan pihaknya belum mengetahui hal tersebut. "Akan segera kami telusuri seperti apa detailnya untuk diambil tindakan," ujarnya. (Baca: ProFauna: Perdagangan Satwa Liar Kini Online)
ROFIQI HASAN
Berita Terpopuler:
Menteri Roy: Status Istimewa Surakarta Ditolak karena Sejarah
Nowela Indonesian Idol Tersiksa dengan Penampilannya
45 Ribu Calon Mahasiswa Berebut Kuliah di UGM