TEMPO.CO , Jakarta:Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri Wahid Supriyadi mengatakan, rendahnya tingkat partisipasi pemilih luar negeri dalam pemilihan legislatif pada 30-31 Maret kebanyakan disebabkan mereka tidak mengenal calon legislatifnya. "Padahal Kami sudah undang mereka, sudah sosialisasi dengan berbagai cara, baik itu tatap muka, lewat organisasi mahasiswa, hingga lewat website," kata Wahid kepada Tempo, Selasa, 1 April 2014.
Keterangan Wahid ini diamini oleh anggota Badan Pengawas Pemilu Nelson Simanjuntak yang memantau pemungutan suara di Victoria Park, Hongkong pada 30 Maret 2014.
Nelson menuturkan, puluhan ribu warga Indonesian bekerja di Hongkong sudah berkumpul sejak pagi di Victoria Park pada hari libur itu. " Tapi yang mencoblos ya cuma lima ribuan orang," kata dia.
Ia sendiri menemukan beberapa fakta unik, antara lain para warga perantauan ini memang enggan mencoblos. Mereka hanya ingin duduk dan berkumpul di Taman Victoria atau menonton konser Gigi Band yang sedang manggung di sana. Alasan lain, mereka tak kenal dengan calegnya, yakni caleg daerah pemilihan II Jakarta dan Luar Negeri.
Padahal, kata Nelson, PPLN sudah menambah meja pendataan pemilih sebanyak 13 desk. "Jadi ada 13 meja pendataan dengan komputer dan 13 meja pendataan dengan manual di 13 TPS di Vicotria Park. Jadi satu TPS ada dua meja pendataan," katanya. Tetap saja, masih banyak warga yang belum menggunakan hak pilihnya.
Selain itu, katanya, ada pemilih yang tidak bisa keluar rumah karena majikannya tidak mengizinkan. Padahal Kedutaan Besar sudah mengirimkan surat undangan dengan dua versi bahasa, yakni Bahasa Indonesia untuk WNI dan bahasa Mandarin untuk majikan.
Lainnya, kata Nelson, adalah mereka yang tinggal di penjara. "Ada ratusan WNI di penjara, tapi kami tidak dizinkan masuk ke penjara oleh pemerintah," katanya.
Soal Hongkong, Anggota KPU Arief Budiman memiliki pendapat yang berbeda. "Hari ini sudah 6.000 lebih partisipan di Hong Kong dan Macau. Peningkatan itu hampir 9 kali lipat lebih besar dari dibanding Pemilu 2009. Jadi upaya yang Kami lakukan sudah cukup besar," katanya.
Arief juga membantah Konser Gigi Band di Hongkong telah mempengaruhi minat WNI untuk pergi ke TPS. "Konser Gigi tidak mengganggu. Terbukti setelah menonton, mereka ke TPS masih memakai kaus konser," ujarnya.
FEBRIANA FIRDAUS
Terpopuler:
3 Insiden Ini Bikin Heboh Saat SBY Berkampanye
Golkar Segera Evaluasi Pencapresan Ical
PPATK Kritik Cara KPK Tangani Adik Ratu Atut