TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang melanjutkan kenaikan namun tetap mewaspadai potensi pembalikan arah. Pada perdagangan hari ini, 2 April 2014, IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4772-4828 dan resistance 4885-4896.
Analis pasar modal dari Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan, rilis beberapa data ekonomi dari dalam dan luar Indonesia yang sebelumnya sempat diwaspadai mampu berdampak buruk, nyatanya justru membawa angin segar. “Pelaku pasar memanfaatkannya untuk kembali melakukan aktivitas trading dan IHSG mampu melanjutkan kenaikannya,” ujarnya. Sentimen positif tersebut dimanfaatkan oleh beberapa saham kapitalisasi besar seperti GGRM, UNVR, SMGR, BMRI untuk menguat.
Indikasi penguatan juga dipengaruhi laju positif bursa saham Asia dan rupiah. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4873,93 (level tertingginya) di akhir sesi 2 dan menyentuh level 4793,89 (level terendahnya) di awal sesi 1, serta berakhir di level 4873,93. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Adapun investor domestik mencatatkan nett sell.
IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat 105,66 poin atau 2,22 persen di level 4873,93. Angka itu merupakan angka tertinggi kedua setelah deklarasi Jokowi pada 18 Maret 2014.
Laju bursa saham Asia mayoritas menghijau kecuali Nikkei yang dipicu kenaikan saham-saham tekno dan telko. Stabilnya inflasi Korea Selatan yang diikuti dengan kenaikan indeks manufaktur HSBC dan komitmen pemerintah Cina yang tetap mendukung pertumbuhan ekonomi, menjadi sentimen positif. Sentimen positif juga datang dari tetapnya suku bunga acuan Australia dan India.
Bursa saham Eropa mengalami kenaikan setelah adanya rilis beberapa market manufacturing dari sejumlah wilayah Zona Euro. Meski market manufacturing PMI Zona Euro dirilis lebih rendah namun, masih sesuai dengan estimasi sehingga tidak banyak memberikan sentimen negatif. Adapun laju bursa saham AS diharapkan masih dapat melanjutkan laju positifnya. “Ini karena adanya imbas positif dari pidato J. Yellen yang tetap mendukung pertumbuhan ekonomi AS.”
Laju rupiah pun sejalan dengan IHSG, setelah dirilis data-data ekonomi dalam seperti surplus neraca senilai, ekspor, serta inflasi, laju rupiah berada di atas level resistance 11418. Rp 11.300-11.254 (kurs tengah BI).
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler
Grup Bakrie Akui Belum Punya Duit untuk Lapindo
Analis: Bakrie Mampu Bayar Korban Lapindo
Industri Kreatif Perlu Teknik Branding Jitu
PPATK: BI Anggap Valas seperti Pisang Goreng