TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bambang Wuryanto yakin kasus korupsi yang menjerat kader-kader partainya tak akan menggerus elektabilitas PDIP. "Mereka yang terjerat kasus korupsi itu bukanlah tokoh sentral partai," katanya,Kamis, 2 April 2014.
Berbeda dengan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat, kata Bambang, yang terjerat justru tokoh yang mewakili partai, seperti mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Hari ini, Ketua DPP PDIP Emir Moeis menjalani sidang putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat dalam kasus korupsi PLTU Tarahan. Adapun Ketua DPP PDIP Idham Samawi sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi dana hibah untuk Persiba. Sedangkan bekas Bupati Karanganyar yang juga kader PDIP, Rina Iriani, telah menjadi tersangka kasus proyek Griya Lamongan Asri di Karanganyar. (Baca: Emir Moeis Batal Divonis Karena Sakit Jantung)
Menurut Bambang, sosok Idham dan Rina sebenarnya sangat jauh dari kesan hedonis. Mereka berdua juga diklaim tak memiliki catatan kasus korupsi. Sedangkan kasus yang menjerat Emir Moeis bukanlah kasus konspiratif seperti proyek Hambalang dan Wisma Atlet.
"Idham dan Rina tokoh lokal yang populis. Sementara kasus Pak Emir bukan konspiratif. Jadi ini enggak akan berpengaruh ke elektabilitas partai," katanya.
Kasus korupsi kini menjadi batu sandungan partai untuk menggaet pemilih mereka. Perolehan suara Demokrat dan PKS, dalam beberapa survei, diprediksi turun drastis pada Pemilu 2014. Sejumlah lembaga survei menilai, masyarakat enggan memilih Demokrat dan PKS karena keduanya dianggap sebagai partai korup.
Masing-masing petinggi dua partai itu, Luthfi Hasan Ishaaq dan Anas Urbaningrum, terjerat kasus korupsi. Luthfi sudah divonis 16 tahun karena dinilai bersalah dalam kasus suap penambahan kuota impor daging sapi. Sedangkan Anas sudah ditahan oleh Komisi Pemberantasan karena diduga terlibat kasus korupsi proyek Hambalang.
KHAIRUL ANAM