TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya beberapa data ekonomi Amerika membuat dolar kembali menguat di pasar uang. Akibatnya, rupiah melemah. (Baca juga: Dolar Bangkit, Penguatan Rupiah Terancam)
Dalam transaksi di pasar uang hari ini, Kamis, 3 April 2014, rupiah terdepresiasi 28 poin (0,25 persen) ke level 11.323 per dolar Amerika. Rupiah mengikuti pelemahan yang juga terjadi pada mata uang regional Asia terhadap dolar Amerika.
Baca Juga:
Pengamat pasar uang Lindawati Susanto mengatakan perbaikan data-data ekonomi Amerika membuat dolar kembali perkasa di pasar uang. Pelaku pasar kembali berekspektasi bahwa ekonomi Amerika akan segera pulih sehingga otomatis meningkatkan kepercayaan terhadap dolar. "Sentimen positif yang dialami dolar kemudian membuat rupiah kembali melemah."
Data ADP non-farm payrolls bulan Maret tumbuh 191 ribu, jauh lebih baik dari bulan sebelumnya di 178 ribu. Di sisi lain, melambatnya data producer price inflation zona Eropa juga membuat mata uang berisiko kembali takluk kepada dolar. Pelaku pasar masih menanti data PMI zona Eropa serta AS yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat. (Baca juga: Neraca Perdagangan Februari Surplus US$ 758,3 Juta)
Meski demikian, menurut Lindawati, membaiknya data neraca perdagangan membuat pelemahan rupiah tidak terlalu tajam. Karena itu, koreksi yang terjadi hari ini hanya sesaat dan lebih disebabkan faktor teknikal. "Pelaku pasar memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi Amerika untuk kembali memburu dolar."
Lindawati juga meyakini rupiah masih berpotensi menguat dan tidak akan terjun kembali ke level 11.400 karena sentimen negatif yang ada bakal terkompensasi oleh sentimen pemilu. Menjelang pemilu legislatif, kebutuhan rupiah lebih tinggi ketimbang dolar. "Ekspektasi pelaku pasar terhadap hasil pemilu masih akan menjadi katalis positif rupiah," ujar Lindawati.
M. AZHAR
Berita Terpopuler
Sering Marah-marah, Berapa Tensi Ahok?
Nyaris Separuh Pemilih Inginkan Jokowi Presiden
Jokowi: Tak Dikawal pun Saya Merasa Aman
Keluarga Berlusconi Jual Sahamnya di AC Milan