TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Partai Golkar Jusuf Kalla menilai hasil sementara hitung cepat sejumlah lembaga survei melahirkan dinamika politik yang dinamis menjelang pemilihan presiden. Peta koalisi sulit ditebak. "Ada pemerataan suara di partai tengah sehingga dibutuhkan kekompakan baru partai dalam koalisi," kata Kalla saat ditemui di studio Metro TV, Rabu malam, 9 April 2014.
Kekompakan baru partai yang dimaksud Kalla merujuk pada munculnya koalisi baru dengan sebaran kekuatan yang baru. Menurut Kalla untuk bisa melahirkan pemerintahan yang lebih baik, koalisi harus menguasai lebih dari 50 persen kursi di DPR.
Meski begitu mantan ketua umum Golkar ini tak mau menyampaikan prediksinya tentang peta koalisi yang akan memenangi pilpres nanti. Begitu pula dengan arah koalisi yang bakal dibangun Golkar. Sebagai mantan fungsionaris partai, Kalla mengaku tak mau terlibat jauh mencampuri kebijakan partai.
Mengenai kemungkinan dirinya maju lagi dalam pemilihan presiden nanti, Kalla mengatakan sepenuhnya menyerahkan pada partai-partai. "Saya bukan pimpinan partai." Namun, dia tak akan menolak bila diberi kepercayaan untuk kembali menjadi wakil presiden.
Ditanya kemungkinan maju bersama calon presiden dari PDIP, Joko Widodo, Kalla hanya tersenyum kecil sembari melambaikan tangan. "Ah itu belum. Belum ada pembicaraan."
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, tiga partai yang meraih suara di atas 10 persen, yaitu PDIP, Golkar, dan Gerindra. Ada 6 partai yang meraih suara di atas 5 persen yakni, PKB, Partai Demokrat, PAN, Partai Nasdem, PKS, PPP, dan Hanura. Sedangkan partai yang suaranya kurang dari 2,5 persen adalah PBB (1,53 persen) dan PKPI (0,89 persen).
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler