TEMPO.CO, Jakarta - Data penjualan retail Amerika Serikat yang diumumkan membaik kembali memicu penguatan aset safe haven. Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah kembali dibuka melemah di kisaran 11.440 per dolar AS. Rupiah melemah seiring dengan pelemahan yang juga terjadi pada mayoritas mata uang regional terhadap dolar AS.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan data penjualan retail yang membaik bersamaan dengan laporan keuangan beberapa emiten yang memuaskan telah mendorong optimisme pasar AS. "Imbasnya, indeks dolar dan imbal hasil treasury AS naik hingga pagi ini," ujar Rangga dalam analisis hariannya, Selasa, 14 April 2014.
Data penjualan retail AS tumbuh 1,1 persen dibanding bulan sebelumnya yang berada pada level 0,7 persen. Di lain pihak, data inventaris bisnis di AS juga tumbuh 0,4 persen di bulan Maret.
Dari Eropa, mata uang euro melemah terhadap dolar hingga pagi ini. Melambatnya data produksi industrial zona euro menjadi 0,2 persen menjadi salah satu katalis negatif. Hingga pukul 10.00 WIB, euro berada di kisaran US$ 1,38. Sementara itu, harga minyak melonjak hingga 1,62 persen dipicu ketegangan di Ukraina yang kembali muncul.
Penguatan dolar di pasar global serta dinamika politik dalam negeri diperkirakan masih akan menjadi faktor yang mempengaruhi rupiah. Meski demikian, optimisme pemulihan ekonomi global berpeluang mendorong penguatan mata uang Asia hari ini. "Pelaku pasar masih menanti data inflasi AS yang akan dirilis Selasa, 15 April 2014 waktu setempat," kata Rangga.
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler
Dilaporkan Sebagai Penipu, Ligwina Belum Tahu
Cerita Investasi Ferdi Hasan Hingga Rugi Rp 12 M
Februari, Ligwina Juga Dituding Lakukan Penipuan
Menhub Minta Bayi Meninggal di Lion Air Divisum