TEMPO.CO, Jakarta - Memphis Grizzlies menjadi tim paling akhir di Wilayah Barat yang memastikan diri melaju ke babak playoff kompetisi bola basket Amerika Serikat (NBA). Kepastian Memphis merebut tiket terakhir ini terjadi setelah mengalahkan Phoenix Suns di US Airways Center, kandang Phoenix, pada Selasa, 15 April 2014 waktu Indonesia, dengan skor 97-91.
Sisa satu pertandingan yang dimiliki Phoenix tidak mungkin menggeser posisi Memphis yang berada di peringkat delapan klasemen dengan 49 kemenangan. Sementara Phoenix yang menguntit Memphis di posisi sembilan hanya mencatat 47 kemenangan. Sebelumnya, sudah ada San Antonio Spurs, Oklahoma City Thunder, LA Clippers, Houston Rockets, Portland Blazer, Golden State Warriors, dan Dallas Mavericks.
Pemain guard Memphis Mike Conley mengungkapkan sejak menapaki periode Februari setiap pertandingan yang dilewati ibarat final menuju playoff. "Senang rasanya bisa menjadi bagian yang membawa tim masuk ke babak playoff," kata Conley yang mengemas 14 poin.
Phoenix Suns juga memberikan perlawanan yang sengit kepada Memphis. Pasalnya, Phoenix juga amat berambisi merebut tiket ke babak playoff. "Kami amat tertekan. Kami menyerang, mereka dengan cepat membalasnya," ucap Conley.
Sementara bagi pelatih Memphis, David Joerger, pencapaian menuju playoff merupakan kerja keras tim yang sudah dibangun sejak Desember lalu. "Setiap pemain membangun ikatan yang kuat, termasuk suasana ruang ganti yang amat kondusif," kata pelatih yang baru menangani Memphis ini.
Sedangkan bagi Phoenix, sang pelatih Jeff Hornacek mengaku bangga dengan penampilan anak asuhnya. Meski tidak ada pemain bintang di timnya, para pemain sudah berupaya bermain optimal. "Para pemain mau bersaing dan bisa saling bekerja sama untuk mengangkat tim," kata dia.
Di awal musim, Phoenix salah satu tim yang berada di dasar klasemen NBA. Namun seiring bergulirnya kompetisi, Goran Dragic sanggup bersaing dengan tim-tim lainnya. "Sulit untuk mengungkapkan hal positif di saat seperti ini, tapi dengan banyak pemain muda kami berada di jalur yang tepat untuk musim berikutnya," kata Dragic.
Dengan jajaran staf pelatih dan direktur baru, tidak ada tuntutan yang berlebihan kepada para pemain. Namun Dragic senang rekan-rekannya bisa membangun kerja sama tim yang solid. "Ketika sebuah tim nyaris lolos ke playoff maka selalu ada keinginan untuk terus meraih hasil terbaik," kata Dragic.
NBA | ESPN | ADITYA BUDIMAN
Berita Lain
Menit-menit Kemenangan Timnas U-19 atas UEA
Madrid Vs Barca, Final Ketujuh di Copa del Rey
Ada Google Glass di Balik Sukses Atletico Madrid
Liverpool Juara Liga, Jika...