TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabean dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Susiwijono memperkirakan penerimaan cukai rokok meningkat pada tahun ini. Sebab, hajatan pesta demokrasi membuat konsumsi rokok juga melonjak.
"Ada dua hajatan besar tahun ini: pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Siklusnya lima tahunan dan biasanya konsumsi rokok cukup tinggi," ujar dia di sela-sela acara sosialisasi patroli terpadu di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 15 April 2014.
Meskipun tidak ada kenaikan tarif cukai pada tahun ini, ia optimistis target penerimaan cukai rokok terkejar, bahkan terlampaui. Diperkirakan tahun ini penerimaan negara di sektor cukai mencapai Rp 117,2 trilun. Hal tersebut melebihi target perkiraan awal yang hanya Rp 116,3 triliun. "Ini hampir 101 persen," katanya.
Jumlah produksi pada tahun ini diperkirakan mencapai 360-362 miliar batang. Menurut dia, jumlah tersebut sudah sangat tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya memproduksi sebesar 341 miliar batang. "Jumlah produksi tahun lalu saja sudah tinggi. Apalagi tahun sekarang," ucap dia.
Pada bulan Februari saja, katanya, penerimaan cukai rokok sudah sebesar Rp 13,5 triliun. Nilai tersebut jauh lebih besar ketimbang bulan Januari yang hanya sebesar Rp 8,5 triliun. (Baca:Pemilu, Konsumsi Rokok Meningkat )
Ia mahfum dengan penerimaan yang tinggi pada bulan Februari. Sebab, perusahaan rokok berlomba-lomba memesan pita cukai pada Desember untuk menghindari kenaikan tarif cukai. "Ternyata tarif cukai tahun ini tidak naik. Tapi kenapa masih tinggi?" tanya dia.
Menurut dia, ternyata efek pengenaan pajak rokok 10 persen berimbas pada kenaikan penerimaan cukai pada bulan Februari. "Kenaikannya per 1 Januari kemarin. Sehingga mereka (perusahaan rokok) kebanyakan pesan pita cukai per Desember."
Ia memperkirakan pada bulan Maret penerimaan cukai rokok akan turun. Sebab, pemesanannya pada bulan Januari yang sudah berlaku kenaikan pajak. "Penerimaan cukai dan pemesanan pita gap-nya dua bulan. Jadi, kalau pesan bulan Desember, penerimaannya bulan Februari," ucapnya.
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler
Jokowi dalam Soal Ujian, Pemerintah: Tak Disengaja
Aher: PKS Tawarkan Koalisi Sepaket dengan Cawapres
Sri Mulyani Disebut Marah Bailout Century Membengkak
Cerita Tentang Jokowi di Soal Ujian Nasional