TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan umum mendorong kenaikan permintaan plastik. Menurut Wakil Ketua Umum Pengembangan Bisnis Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) Budi Susanto Sadiman, industri plastik bisa tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional akibat diselenggarakannya pemilu.
"Pertumbuhan bisnis plastik tergantung pertumbuhan ekonomi. Tapi tahun ini mungkin di atasnya," kata Budi di Jakarta, Rabu, 16 April 2014. Dia melanjutkan, bila perekonomian mampu tumbuh 5,6 -5,7 persen, maka bisnis plastik tahun ini bisa berkembang hingga 7 persen.
Pertumbuhan plastik salah satunya didorong oleh permintaan kemasan makanan dan minuman saat kampanye. Jika industri makanan dan minuman meraup omzet Rp 20 triliun saat kampanye pemilu legislatif lalu, Budi memperkirakan sebesar Rp 600 miliar di antaranya dinikmati oleh industri plastik. (Baca juga : Promosi Pemilu Ternyata Efektif Dorong Penjualan)
Selain disokong industri makanan dan minuman, bisnis plastik di Indonesia juga didorong oleh sektor infrastruktur, otomotif, dan pertanian. Menurut Budi, sektor pertanian membutuhkan plastik sebagai kemasan pupuk dan bibit, polybag untuk pembenihan, dan wadah hasil panen. "Tahun ini mudah-mudahan dengan cuaca yang baik bisa ada 2 kali panen sehingga ikut mendorong pertumbuhan industri plastik," kata Budi
Pada 2013, kebutuhan plastik di Indonesia mencapai 4 juta ton. Dengan pertumbuhan 7 persen, tahun ini kebutuhan diperkirakan mencapai 4,28 juta ton. Kebutuhan ini diperkirakan akan terus naik dan mencapai 7-8 juta ton pada 2020. (baca juga : Kebutuhan Kertas Pemilu Capai 25 Ribu Ton )
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita lain:
Soal Century, Ini Jawaban Sri Mulyani di Pansus
Kisruh Soal Ujian Nasional, Jokowi: Saya Dijebak
Jakarta Raih Peringkat Pertama Kota di Negara Berkembang
Koalisi PDIP-NasDem, Pasar Bereaksi Positif