TEMPO.CO , Jakarta - Meski menuai penolakan dari serikat karyawan, menurut sejumlah analis, akuisisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) oleh PT Bank Mandiri (Persero) bakal memperkuat portofolio kredit keduanya. BTN diperkirakan akan memperkuat posisi di pasar properti. “Keberadaan BTN juga akan menambah portofolio kredit Bank Mandiri,” kata Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo kepada Tempo.
Analis dari HD Capital, Yuganur Widjanarko, mengatakan akuisisi BTN akan menambah nilai aset per saham (nett asset value) Bank Mandiri. Dia memperkirakan bisnis kredit perumahan akan semakin dikuasai oleh bank dengan nilai kapitalisasi besar. “Bank pelat merah atau swasta seperti BCA nantinya menjadi penguasa,” ujarnya. (Baca : Tolak Akuisisi, Karyawan BTN Rilis 10 Tuntutan)
Adapun David Cornelis, Kepala Riset KSK Financial Group, menilai baik BTN maupun Mandiri sama-sama sehat secara finansial. Mandiri mencatat pertumbuhan nilai laba sebesar 17,4 persen sepanjang 2013. (Baca : Bank Mandiri Akuisisi BTN, Bagaimana Bisnis KPR? )
BTN mencatat kenaikan nilai laba 14,5 persen pada 2013. Dengan laba tersebut, rasio harga saham terhadap laba per saham (price to earning ratio/ PER) Mandiri mencapai 11,2 kali dengan return on equity (ROE) 20 persen. Sedangkan BTN memiliki PER 6,2 kali dengan ROE 16,5 persen.
Berdasarkan data BTN per semester I 2013, perseroan itu menguasai 23 persen pangsa pasar kredit pemilikan rumah. Di pasar KPR bersubsidi, BTN menguasai pangsa 94 persen dari realisasi total program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan Kementerian Perumahan Rakyat per Juni 2013. Adapun Bank Mandiri menguasai 10 persen pangsa pasar kredit pemilikan rumah. (Baca: DPR: Akuisisi BTN Terganjal Program Perumahan)
Pada Kamis, 17 April 2014, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan BTN akan menjadi anak usaha Mandiri. Keduanya akan tetap dianggap sebagai entitas perusahaan yang berbeda. Menurut Dahlan, setelah akuisisi ini, kinerja penyaluran kredit perumahan akan digenjot. Sebab, BTN akan memiliki kemampuan lebih besar untuk memenuhi kekurangan jumlah perumahan, yang mencapai 1,5 juta unit per tahun. "Kalau mau lari kencang, BTN harus naik kuda besar, bukan keledai," kata Dahlan.
TRI ARTINING PUTRI | ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
6 Cerita Mengejutkan di Balik Konflik PPP
JIS Buat Surat Edaran, Begini Isinya
Suryadharma Ali Dilengserkan dari Ketua Umum PPP