TEMPO.CO, Jakarta - Rencana penjualan saham PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk kembali mencuat. Kali ini PT Bank Mandiri yang dikabarkan akan mengambil alih bank yang dikenal sebagai pemberi kredit bagi sektor perumahan tersebut. Sumber di Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyatakan keputusan diketok begitu rapat umum pemegang saham luar biasa digelar bulan depan. (Baca: Pemegang Saham BTN Belum Bahas Soal Akusisi)
Namun dalam proses ini akan ada sejumlah ganjalan, contohnya yang dituturkan Ketua Komisi BUMN DPR Airlangga Hartarto. Menurut dia, program rumah murah dapat menjadi sandungan. Bila BTN menjadi anak usaha Bank Mandiri, fungsi-fungsi sosial BTN dalam pengadaan rumah dengan bunga kredit terjangkau terdegradasi. Sebab, acuannya akan disesuaikan dengan target komersial perusahaan yang baru.
Airlangga mengungkapkan, bila status BTN masih BUMN, pemerintah bisa menyisipkan kepentingan kredit rumah murah bagi masyarakat bawah. Lain halnya jika menjadi swasta atau anak usaha Bank Mandiri. “Portofolionya pasti akan berubah,” katanya, Rabu, 16 April 2014. (Baca: Dahlan Bantah Mandiri dan BRI Akan Akuisisi BTN)
Selain itu, sebenarnya langkah akuisisi ini masih panjang. Ketua Komisi Keuangan DPR Harry Azhar Aziz menyatakan, meski kabar instruksi Kementerian BUMN mengenai akuisisi ini santer, banyak hal yang harus dilakukan. Di antaranya, mesti mendapat persetujuan Dewan. “Itu wacana di internal, belum menjadi program Komite Privatisasi,” kata Harry. “Komite akan meminta persetujuan Komisi BUMN dan Keuangan.”
ANANDA PUTRI | MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler
Ligwina Bantah Terima Komisi dari GTIS
Tiongkok Larang Pesta, Harga Ikan Kerapu Anjlok
Pengusaha Brunei Minati Agrobisnis Indonesia