TEMPO.CO, Jakarta - Setyo Riyadi, 24 tahun, ditemukan tewas gantung diri di tahanan kantor Kepolisian Sektor Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat dinihari, 2 Mei 2014. Setio merupakan pembunuh Muhtadin, 49 tahun, sopir taksi Express bernomor polisi B-1244-BTC di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa petang, 22 April 2014.
Kepala Kepolisian Sektor Duren Sawit Komisaris Imran Gultom mengatakan jenazah Setyo ditemukan di kamar mandi sekitar pukul 02.15 WIB. "Korban dalam keadaan tergantung kaus lengan pendek yang dililitkan pada kabel listrik," katanya kepada Tempo, Jumat malam, 2 Mei 2014.
Mengutip saksi Sofyan--teman satu sel Setyo, Imran mengatakan Setyo masuk kamar mandi sekitar pukul 00.00 WIB. "Selesai dari kamar mandi, dia duduk di pinggir tempat tidur," katanya. Adapun Sofyan melanjutkan tidur. Namun dia dibangunkan Nuryadi, tahanan lain, pukul 02.15 WIB, karena melihat Setyo tewas tergantung.
Para tahanan itu langsung melapor kepada petugas yang berjaga. Polisi membawa jenazah Setyo ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diotopsi. "Kami sudah meminta keterangan saksi-saksi, termasuk petugas jaga," kata Imran.
Setyo membunuh Muhtadin di dalam taksinya di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa petang, 22 April 2014. Petugas mendapati korban tewas dengan 20 luka tusuk dari pisau dapur. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto mengatakan Setyo dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 340 tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 338 tentang Pembunuhan, Pasal 351 tentang Penganiayaan, dan Pasal 365 tentang Pencurian dengan Kekerasan. "Ancamannya, kurungan penjara 20 tahun," kata Didik.
Setyo, asal Pati, Jawa Tengah, datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dia empat hari lontang-lantung di Ibu Kota. "Karena kehabisan duit, saya rampok sopir taksi," katanya saat diperiksa, Selasa malam, 22 April 2014. (Baca: Ini Penyebab Sopir Taksi Ekspress Dibunuh di Klender)
AFRILIA SURYANIS