TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mendapat hibah sebesar 18 juta euro atau sekitar Rp 288,7 miliar dari pemerintah Inggris dan Jerman. Rencananya, dana hibah tersebut akan dialokasikan untuk membuat formulasi program transportasi berkelanjutan yang tepat bagi negara-negara berkembang.
"Indonesia menjadi salah satu proyek dunia untuk model transportasi di negara berkembang," kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, saat ditemui setelah membuka Appraisal Mission for Sustainable Urban Transport, Selasa, 6 Mei 2014.
Bambang mengatakan formula untuk menemukan model transportasi berkelanjutan tersebut akan digarap di tiga kota percontohan, yaitu Bogor, Batam, dan Manado. Pemilihan tiga kota tersebut dengan pertimbangan persoalan transportasi yang ada belum rumit.
"Ini kan kota-kota kelas menengah, bukan kota metropolitan. Harapannya bisa jadi model untuk negara-negara berkembang," ujarnya. (Baca juga: Bangun Transportasi, Indonesia Gandeng Austria)
Pembentukan formulasi ini ditargetkan akan berlangsung selama satu tahun ke depan. Sebelum memulai, tim dari pemerintah Jerman dan Inggris akan melakukan sejumlah pengkajian. "Mereka mau melihat seberapa jauh program ini akan memenuhi kaidah transportasi berkelanjutan," ujarnya. (Baca pula: Bekasi Perbanyak Parkir Khusus Sepeda di Halte)
Kendati demikian, pemberi hibah mengharapkan dana ini tidak hanya berhenti pada pemberian hibah, melainkan bisa dikembangkan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan pihak swasta. "Misalnya ada perusahaan real estate yang juga ingin mengembangkan sistem transportasi berkelanjutan," ia mengungkapkan.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler
Brunei Terapkan Syariat, Selebritas Dunia Protes
Kata Jokowi Soal Meninggalnya Bocah Renggo
Didakwa Banyak Kasus, Atut Terancam Tua di Bui
Jokowi Pilih Cawapres yang Lebih Suka di Kantor