TEMPO.CO, Tuban - Pendiri Sekolah Alam Ilalang yang khusus untuk anak-anak jalanan di Kota Tuban, Subekti, mengatakan tersangka kasus pedofil, Sawal Muna alias Harun, 43 tahun, pernah membuka rental video game.
Bisnis rental video game yang dibuka tahun 2002 di Pasar Sore, Pantai Bom, Tuban, itu banyak diminati anak-anak jalanan. "Ya, saya masih ingat itu," kata Subekti kepada Tempo, Rabu, 7 Mei 2014.
Ia menjelaskan, sebagian besar anak-anak jalanan itu adalah anak asuh Sekolah Alam Ilalang. Saat itu jumlah muridnya sudah mencapai 50 orang. Sebagian besar anak-anak bekerja sebagai pengamen, pengemis, juga pedagang asongan yang beroperasi di tiga lokasi, di Pantai Bom, alun-alun Tuban, dan di sekitar kompleks Makam Sunan Bonang. (Baca: Trauma Korban Pedofil Bisa Membekas Hingga Tua)
Subekti mengatakan dirinya kenal dengan tersangka Sawal, meskipun tidak terlalu dekat. Perkenalannya, karena anak-anak jalanan binaannya banyak yang menjadi pelanggan setia video game di Pasar Sore, Pantai Bom. "Ya, saya kenal dia," ujar Subekti.
Namun ia tidak menduga sama sekali jika ternyata Sawal punya perilaku seks menyimpang dengan mengeksploitasi anak-anak alias pedofilia. (Baca: Menteri Agama Minta Pelaku Sodomi Dihukum Berat)
Dia menyebutkan selama membina Sekolah Alam Ilalang, anak-anak jalanan memang banyak menetap di Pantai Bom. Padahal, ketika tahun 2002 silam, kawasan pantai tersebut banyak digunakan praktek prostitusi di warung remang-remang. Sebagian besar anak-anak jalanan binaannya punya hubungan keluarga dengan pengelola warung remang-remang.
Posisi Salwa, ketika itu juga banyak bergaul dengan anak-anak jalanan di pantai. "Dugaan saya kok ke sana," imbuh Subekti.
SUDJATMIKO
Terpopuler:
Wewenangnya Terbatas, Ahok Memilih Diam Saja
Ulil Kembali Ditolak Tampil di UIN
Gerindra: Isu HAM Prabowo kalau Diteruskan sampai Dosa Ken Arok