TEMPO.CO, Banyuwangi - Wisatawan yang berkunjung ke Gunung Ijen yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tak harus kecewa karena tidak bisa menikmati keindahan Api Biru, yang biasa memancar pada dinihari.
Otoritas keamanan memang melarang para wisatawan naik ke Gunung Ijen pada malam hari setelah kegiatan pendakian malam hari ke gunung itu ditutup karena adanya ancaman gas beracun. (Baca juga: Polisi Jaga Jalur Pendakian Gunung Ijen).
Sou Swee Seong, 45 tahun, wisatawan asal Malasyia, mengatakan terpaksa membatalkan pendakian pada malam hari untuk melihat fenomena Api Biru.
Bersama rombongannya yang berjumlah 17 orang, Seong mengalihkan pendakian pada pagi hari. Mereka berangkat pukul 05.00 WIB. “Saya tahu Gunung Ijen ditutup pada malam hari dari para pemandu wisata,” katanya saat ditemui wartawan di Pos Pengamatan Gunung Ijen di Paltuding, Jumat, 9 Mei 2014.
Namun, Seong dan rombongannya tidak merasa kecewa. Walaupun gagal melihat fenomena Api Biru di kawah Ijen, mereka masih bisa melihat keindahan pemandangan kawah yang berwarna hijau toska.
Salah seorang pemandu wisata, Mujiono, mengatakan wisatawan mengalihkan pendakiannya dari malam hari menjadi pagi hari.
Lazimnya para wisatawan melakukan pendakian pada malam hari agar bisa menikmati indahnya melihat fenomena Api Biru, yang biasanya muncul pada pukul 03.00 WIB. “Wisatawan biasanya harus berangkat pukul 12 malam,” ujar Mujiono.
Setiap hari Mujiono bisa membawa paling sedikit 16 wisatawan asing dan 60 wisatawan domestik ke puncak Gunung Ijen.
Pemandu wisata lainnya yang biasa mengantar wisatawan ke Gunung Ijen, Samsuri, mengatakan penutupan Ijen pada malam hari tidak mengurangi jumlah wisatawan ke gunung setinggi 2.368 meter dari permukaan laut itu.
Menurut Samsuri, wisatawan bersedia menggeser waktu pendakiannya pada pagi hari. “Jumlah wisatawan tetap banyak,” ucapnya.
Sejak 6 Mei 2014, Balai Konservasi Sumber Daya Alam menutup pendakian Ijen pada malam hari. Wisatawan dilarang mendaki mulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ijen, Bambang Hery Purwanto, menjelaskan sejak 5 Mei hingga saat ini Gunung Ijen masih mengeluarkan gelembung putih pada danau kawahnya sehingga berpotensi meletupkan gas beracun karbon monoksida (C0). Gas itu tidak bisa terurai bila tidak ada sinar matahari. “Pendakian pada malam hari sangat berbahaya,” tutur Bambang.
IKA NINGTYAS
Berita utama:
Sebelum Bekuk Bupati Bogor, KPK Panggil Bos PPP
Boediono Sebut Yang Mulia, JK: Saya Cukup Pak Hakim
Boediono Sebut Dana Talangan Century Tentatif