TEMPO.CO, Jakarta -- Bekas Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono mengatakan tak semua bus yang dibeli dari Cina berkarat. Ia menjelaskan pada 2013 pihaknya mendatangkan sebanyak 656 bus Transjakarta dari Cina dan dibagi ke dalam 14 paket. Sebanyak 125 bus atau empat paket sudah diterima dan tidak bermasalah serta telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. "Hasilnya tidak ada masalah," kata dia setelah menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung kemarin.
Sedangkan sisanya, ia melanjutkan, yang sepuluh paket atau 531 bus, ada 14 di antaranya yang berkarat. Bus berkarat itu sudah diperbaiki oleh pelaksana. "Ini belum dibayar dan masih tanggung jawab dari vendor, bahkan merawatnya satu tahun. Jadi, tidak semuanya berkarat," ucap dia. (Baca: Aneka Masalah Bus Transjakarta Baru Jokowi)
Sebanyak 531 bus Transjakarta yang belum dibayar tersebut, ujarnya, kondisinya bagus dan ada di Ciputat. "Jangan diopinikan berkarat semuanya. Hanya 14 saja yang berkarat. Itu pun kalau akan dimanfaatkan sebetulnya tidak masalah," ujarnya.
Ia pun menyatakan bus dari Cina tersebut bukan sembarangan. Beberapa komponennya berasal dari Eropa. Misalnya, transmisi dari Amerika, konektor bis gandeng (namanya join) buatan Jerman, mesin dari Korea, dan lainnya.
Oleh sebab itu, kata dia, jika memang dicurigai ada permasalahan, sebaiknya dicek dahulu oleh konsultan independen. Misalnya oleh Surveyor atau Sucofindo. "Ada berapa besar penyimpangan yang dilakukan dan seberapa besar spesifikasi yg dilanggar. Kalau memang ada, pembayaran bisa disesuaikan, bukan berarti ini dikembalikan. Jadi, jangan diopinikan semuanya berkarat," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan Kejaksaan Agung akhirnya menambah jumlah tersangka dalam kasus penggelembungan dana pengadaan bus untuk Transjakarta dan peremajaan angkutan umum. Dua tersangka baru adalah mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono serta Direktur Pusat Teknologi dan Sistem Transportasi BPPT Prawoto. (Baca: Udar Pristono Tersangka Bus Transjakarta Karatan)
ERWAN HERMAWAN
Berita Terpopuler:
Peluang JK Tak Jelas, PPP Batal Dukung Jokowi
Udar Jadi Tersangka Kasus Bus Transjakarta Karatan
Mega Bahas Cawapres Jokowi Rabu Besok
Kubu Pro-Jokowi di PPP Keok