TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengungkapkan pemerintah akan mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2014 ke Dewan Perwakilan Rakyat pada 20 Mei 2014. Menurut dia, berdasarkan hasil rapat terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada beberapa asumsi makro yang direvisi.
"Pertumbuhan diusulkan 5,5 persen dan lifting minyak 818 ribu barel per hari," kata Chatib seusai rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 13 Mei 2014.
Dalam APBN 2014, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen, inflasi 5,5 persen, nilai tukar rupiah 10.500 per dolar AS, harga minyak US$ 105 per barel, lifting 870 ribu barel per hari, dan lifting gas 1.240 ribu barel setara minyak per hari.
Menurut Chatib, revisi target pertumbuhan ekonomi tersebut berkaca pada realisasi pertumbuhan pada kuartal pertama yang hanya mencapai 5,21 persen. "Jadi tidak mungkin sampai 5,8 persen," ujarnya. Dia optimistis pertumbuhan 5,5 persen bisa tercapai dengan perbaikan ekspor mulai kuartal II. "Kemarin angkanya under menurut saya. Drop terlalu signifikan."
Anjloknya pertumbuhan ekonomi dan lifting minyak akan berdampak penurunan penerimaan negara dan pelebaran defisit anggaran. "Kami akan tetap jaga tidak melebihi 2,5 persen dan akan melakukan upaya ekstra untuk penerimaan pajak," ujarnya. Namun dia tak mau menyebutkan nominal angka pelebaran defisit anggaran tersebut.
Adapun Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengatakan, selain merevisi target pertumbuhan dan lifting, pemerintah juga akan menambah porsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk menutup pembiayaan. Adapun SBN (gross) pada tahun ini sebelumnya ditargetkan sebesar Rp 369,91 triliun. Adapun hingga saat ini realisasinya sudah mencapai Rp 216,3 triliun atau 58,45 persen.
Armida mengatakan anjloknya target pertumbuhan ekonomi tidak akan berdampak bagi percepatan penciptaan lapangan kerja. Menurut dia, berdasarkan target pemerintah, tingkat pengangguran akan tetap berada pada kisaran 5,7-5,9 persen. "Meskipun Agustus akan ada kenaikan karena ada mahasiswa dan siswa SMA yang baru lulus dan mencari perkerjaan, kami optimistis tetap di 5,7 persen," ujarnya.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Terpopuler
Nabrak di Bundaran HI, Pengemudi BMW Tantang Polisi
Tepis Fitnah Sara, Kiai NU Kampanye untuk Jokowi
Jadwal Pemadaman Listrik Jakarta Hari Ini